Kristen Stewart dan Rasa Kasihannya pada Sutradara Sekuel Twilight
Sudah lama sejak saga Twilight berakhir, tapi Kristen Stewart masih sering diajak mengobrol tentang masa-masa itu. Kali ini, obrolannya lebih dalam. Bukan sekadar nostalgia, tapi sebuah refleksi yang cukup jujur tentang bagaimana rasanya berada di dalam mesin besar franchise Hollywood.
Dalam sebuah wawancara dengan The Hollywood Reporter, aktris yang kini sudah dinominasikan Oscar itu mengungkapkan sesuatu yang mungkin tak terduga: dia merasa kasihan pada para sutradara yang mengambil alih sekuel-sekuel Twilight setelah film pertama.
Stewart memulai dengan pujian tulus untuk Catherine Hardwicke. Sutradara film pertama tahun 2008 itu, menurutnya, berhasil mempertahankan identitas pribadinya di tengah proyek besar yang dikendalikan studio. Visi Hardwicke, katanya, masih bisa menembus segala tekanan komersial. Sebuah pencapaian yang langka.
Namun begitu, situasi berubah drastis setelah film pertama meledak. Dunia Twilight tak lagi sekadar cerita cinta vampir; ia menjadi fenomena global dengan ekspektasi yang mencekik.
“Film Twilight (yang pertama) itu milik Catherine dan merefleksikannya,” ujar Stewart.
“Catherine berhasil melakukannya, tanpa ragu.”
Nada bicaranya berubah ketika membahas sekuel-sekuel berikutnya: New Moon (Chris Weitz), Eclipse (David Slade), dan dua bagian Breaking Dawn (Bill Condon). Dia menggambarkan sebuah ruang kerja yang penuh sesak. Bukan oleh orang, tapi oleh suara, opini, dan tuntutan yang tak henti mengalir dari berbagai pihak. Studio, produser, fans semuanya punya keinginan sendiri.
Artikel Terkait
Olla Ramlan Bongkar Alasan di Balik Gaya Jalannya yang Dikomentari Netizen
Febby Rastanty Ungkap Harapan Besar Jelang 2026: Semoga Semua Mimpi Tercapai
Sherina Munaf Dikejar Pertanyaan Pengacara di Sidang Penjarahan Uya Kuya
Viann Zhang Kini: Melukis, Menikah, dan Melupakan Rivalitas dengan Fan Bingbing