"Karena kan yang mereka (netizen) lihat cuman yang ada di screen, mereka enggak tahu yang aslinya kayak gimana."
Nia sendiri selalu berusaha menanamkan prinsip penting pada anak-anaknya. Bahwa validasi itu harusnya datang dari orang-orang terdekat yang benar-benar mengenal mereka, bukan dari ribuan komentar orang asing di dunia maya. Itu pegangan mereka.
"Enggak apa-apa, dia ngerti. Karena yang harusnya dia jaga adalah orang-orang yang kenal sama dia di dunia nyata," tegas ibu tiga anak ini.
Menutup percakapan, Nia terlihat lebih rileks. Ia memilih bersikap santai. Komentar miring, baginya, adalah bagian tak terpisahkan dari industri ini sebuah konsekuensi yang seringkali hanya berhenti di permukaan.
"Jadi kalau netizen dan lain-lain kan cuman lihat dari luar, it's okay lah. Orang-orang they can talk," pungkasnya dengan senyuman kecil.
Artikel Terkait
Habib Usman Tolak Sterilisasi, Kartika Putri Diarahkan ke Aturan Medis dan Syariat
Bintang Porno Bonnie Blue Diciduk di Bali, Diduga Produksi Konten Asusila
Richard Lee Geram pada Inara Rusli: Kenapa Tak Dicek Latar Belakangnya Dulu?
Raffi-Nagita Gelontorkan Rp15 Miliar untuk Pemulihan Sumatra yang Terdampak Bencana