Filosofi Sithihinggil Keraton Solo: Perjalanan Spiritual & Prosesi Penobatan Raja

- Sabtu, 15 November 2025 | 05:45 WIB
Filosofi Sithihinggil Keraton Solo: Perjalanan Spiritual & Prosesi Penobatan Raja

Melangkah lebih dalam, terdapat bangunan Sri Manganti dengan menara Panggung Sangga Buwana. Melewati Kori Ageng, tampak kompleks Kedathon dengan hamparan pasir hitam dari Pantai Selatan. Di pelataran inilah pertemuan dengan raja terjadi, yang dalam konsep Jawa disimbolkan sebagai perwakilan Tuhan.

Pengakhiran yang Sarat Makna

Perjalanan simbolis berakhir di Alun-Alun Selatan dengan Sithihinggil Selatan yang sengaja dibuat lebih rendah, melambangkan kerendahan hati manusia di hadapan penciptanya. Alun-alun ini sengaja dibiarkan kosong tanpa bangunan, menggambarkan tempat terakhir manusia kembali ke asal usulnya.

Prosesi Suksesi Keraton Solo

Rapat keluarga besar Keraton Surakarta telah menetapkan KGPH Hangabehi sebagai penerus takhta dengan gelar Pakubuwono XIV. Penetapan ini didasarkan pada paugeran atau aturan adat keraton yang menempatkan putra sulung sebagai pewaris ketika raja tidak memiliki permaisuri.

Sementara itu, rencana penobatan KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo sebagai Pakubuwono XIV tetap akan dilangsungkan sesuai jadwal. Keluarga keraton memilih menunggu hingga lewat masa 40 hingga 100 hari meninggalnya Pakubuwono XIII sebelum melaksanakan prosesi penobatan.

Perbedaan pandangan mengenai suksesi ini menjadi perhatian berbagai pihak, dengan masing-masing kubu tetap pada pendiriannya mengenai proses pengangkatan raja baru Keraton Surakarta.


Halaman:

Komentar