Beliau menegaskan bahwa kondisi ini sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi. Gejala batuk pertusis jauh lebih berat dibandingkan batuk biasa pada umumnya. Batuk terjadi secara berulang dan dalam durasi yang panjang, seringkali diakhiri dengan suara khas seperti "whoop" saat anak berusaha menarik napas. Pada kasus yang parah, anak bisa menunjukkan warna kebiruan pada kulit akibat kekurangan oksigen, yang dipicu oleh serangan batuk tanpa henti.
"Gejalanya bisa berkembang menjadi sangat berat, menyebabkan kebiruan, henti napas, bahkan kematian pada anak. Oleh karena itu, imunisasi pertusis yang tergabung dalam imunisasi DPT merupakan vaksin yang wajib diberikan kepada setiap anak," tegas dr. Reza.
Langkah Penanganan Jika Anak Terinfeksi Pertusis
Apabila si kecil mulai menunjukkan gejala batuk yang berkepanjangan disertai suara khas pertusis atau menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas, dr. Reza menyarankan orang tua untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan. Tindakan ini diperlukan untuk mendapatkan pengobatan antibiotik yang tepat dan pemantauan medis yang ketat. Setelah kondisi membaik, imunisasi kejar harus dilakukan untuk mengoptimalkan kembali perlindungan pada anak.
"Segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Setelah pulih, lakukan imunisasi kejar," tutupnya.
Artikel Terkait
Batik Lawasan untuk Gaun Pesta: Transformasi Batik Kuno Jadi Fashion Modern
Novia Bachmid Rilis Lagu Maaf: Lirik, Makna, dan Jadwal Rilis 14 November 2025
Ketimpangan Pendidikan di Jakarta: Penyebab, Dampak, dan Solusinya
Kapan Lebaran 2026? Ini Perkiraan Tanggal & Hitung Mundur Ramadan 1447 H