Di sisi lain, cek palsu punya ciri yang sering kali mencurigakan. Kualitas cetakannya buruk. Warna pudar, logo buram, atau tulisan nggak rata. Itu tanda kuat kalau cek itu hasil scan dan print ulang.
Kertasnya juga beda. Bisa terlalu tipis, licin, atau malah seperti kertas HVS biasa. Jauh dari feel kertas keamanan yang dipake bank.
Nomor serinya? Nggak bakal ketemu di sistem bank. Kalau ditanyain ke customer service, mereka nggak bisa verifikasi.
Kesalahan kecil seperti typo nama bank atau alamat yang nggak sesuai juga sering terjadi. Hal remeh tapi fatal.
Coba tes tinta dengan air sedikit. Tinta palsu biasanya langsung luntur atau berubah warna. Kalau asli, tahan.
Langkah Praktis Buat Verifikasi
Kalau masih ragu, jangan sungkan buat datangi langsung bank penerbit. Bawa ceknya, minta tolong petugas buat cek nomor seri dan keaslian dokumen. Mereka yang paling tahu.
Beberapa bank besar sekarang juga punya layanan verifikasi online lewat website atau aplikasi. Coba manfaatin fitur itu kalau ada.
Yang paling penting: hati-hati sama orang nggak dikenal. Apalagi kalau nawarin transaksi pakai cek dengan nominal gede, tapi proses bisnisnya nggak jelas. Mending tolak daripada menyesal.
Intinya, kehati-hatian adalah kunci. Perhatikan detail sekecil apa pun, dari kertas sampai tanda tangan. Kalau ada yang meragukan, jangan dipaksakan. Verifikasi ke bank adalah langkah paling aman. Dengan begitu, transaksi pakai cek bisa lebih tenang dan terhindar dari masalah yang nggak diinginkan.
Artikel Terkait
Begadang Mematikan? Ini Faktanya di Balik Mitos Kurang Tidur
Lapangan Tenis Raffi Ahmad Terendam Banjir di Andara
5 Jurusan Sepi Peminat di UNJ yang Bisa Jadi Peluang SNBP 2026
Gusti Bendara: Menjembatani Tradisi Keraton dan Tuntutan Zaman di Ujung Jari