Dari 11 sektor utama di S&P 500, enam sektor ditutup menguat. Sektor kesehatan memimpin dengan kenaikan 1,36 persen, diikuti sektor keuangan yang naik 0,9 persen.
Volume perdagangan di bursa AS tercatat lebih ringan dari biasanya, dengan 17,2 miliar saham yang diperdagangkan. Angka ini berada di bawah rata-rata 20 sesi sebelumnya sebesar 20,5 miliar saham.
Dampak Government Shutdown terhadap Perekonomian AS
Penutupan pemerintahan AS telah memberikan tekanan pada perekonomian dan menciptakan kelangkaan data ekonomi bagi Federal Reserve (The Fed) dan pelaku pasar. Kondisi ini memaksa mereka untuk lebih bergantung pada indikator ekonomi dari sektor swasta.
Laporan mingguan ADP menunjukkan bahwa pengusaha swasta kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu yang berakhir 25 Oktober. Data ini mengindikasikan adanya kelemahan berkelanjutan di pasar tenaga kerja AS.
Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, pasar memprediksi probabilitas 65 persen bahwa The Fed akan memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis points pada pertemuan kebijakan moneter bulan Desember.
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, mengumumkan akan pensiun setelah masa jabatannya berakhir pada bulan Februari. Pengunduran diri ini muncul di tengah kekhawatiran mengenai upaya Presiden Trump untuk memperluas pengaruhnya terhadap bank sentral.
Pada sesi tersebut, saham-saham yang menguat di indeks S&P 500 jumlahnya 1,5 kali lipat lebih banyak daripada yang melemah. Indeks ini mencatatkan 36 rekor tertinggi baru dan dua rekor terendah baru. Sementara Nasdaq membukukan 102 rekor tertinggi dan 103 rekor terendah.
Artikel Terkait
IHSG Diproyeksi Terbatas, Investor Berharap pada Santa Claus Rally di Akhir Tahun
Wall Street Berakhir Lesu, Pasar Tunggu Santa Claus Rally di Sisa 2025
Satgas Beras Beri Teguran ke 987 Pengusaha, Sementara China Pecahkan Rekor Kereta Cepat
Stasiun Jatake Tangerang Siap Beroperasi Awal 2026, Tampung 20 Ribu Penumpang Sehari