PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, semakin memperkuat komitmennya terhadap penerapan teknologi drone dalam operasional pertambangan. Perusahaan ini telah merasakan manfaat signifikan sejak pertama kali mengadopsi teknologi ini pada tahun 2016 dan kini secara aktif mendorong mitra kontraktornya, MMS, untuk menerapkan standar yang sama.
Roy A Ginting, Senior Surveyor PT Agincourt Resources, mengungkapkan bahwa integrasi drone telah membawa transformasi positif dalam aktivitas survei tambang. Manfaat utama yang dirasakan mencakup peningkatan tingkat keselamatan kerja dan percepatan efisiensi dalam proses pengumpulan data serta rekonsiliasi volume material.
“Teknologi drone sudah terbukti di lapangan. Kami telah menggunakannya sejak 2016 dan merasakan manfaat langsung, baik dari segi keselamatan maupun efisiensi. Sudah seharusnya kontraktor kami juga mendapatkan akses terhadap manfaat serupa,” tegas Roy dalam presentasinya di acara Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) yang diselenggarakan di Banyuasin.
Menurut penjelasan Roy, kehadiran drone berperan penting dalam meminimalisir kontak fisik langsung antara tenaga kerja dengan area berisiko tinggi. Zona-zona berbahaya seperti tepi jurang, lereng yang tidak stabil, dan lokasi dengan akses terbatas kini dapat dipantau tanpa perlu menempatkan personel di tempat tersebut.
“Dengan menggunakan drone, kami menghilangkan kebutuhan untuk menempatkan pekerja di lokasi berbahaya. Ini adalah bentuk eliminasi risiko pada tingkat tertinggi. Kami berkomitmen untuk mencegah insiden yang sebenarnya bisa dihindari dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia,” jelasnya lebih lanjut.
PT Agincourt Resources sendiri telah memberlakukan prosedur keselamatan ketat yang membatasi pergerakan personel ke zona-zona tertentu. Kebijakan ini membuat metode survei konvensional menjadi kurang efektif dan berpotensi mempengaruhi akurasi data yang dihasilkan oleh kontraktor.
Selain aspek keselamatan, implementasi drone juga terbukti meningkatkan presisi dalam penghitungan volume material. Hal ini menjadi krusial dalam proses rekonsiliasi data bulanan antara tim survei perusahaan dan kontraktor.
Artikel Terkait
WIKA Rugi Triliunan Akibat Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Ini Penjelasan dan Klaimnya
Rahasia Produktivitas Sido Muncul: Fokus pada Kebahagiaan Karyawan
Capex Rp 8,02 Triliun & Laba Bersih BRPT Melonjak 2.882% di 2025
IHSG Naik ke 8.388: Sektor Infrastruktur & Transportasi Jadi Penggerak Utama