Meski lokasi pasti dari kelima blok yang diminati Shell belum diungkap ke publik, langkah strategis ini menunjukkan minat investasi yang serius dari perusahaan migas kelas dunia tersebut.
Komitmen Shell Dibuktikan dengan Pembelian Data Migas
Bukti nyata komitmen Shell untuk kembali ke Indonesia adalah dengan membeli data eksplorasi melalui Migas Data Repository (MDR) senilai 30,000 dolar AS. Pembelian data ini menjadi indikator kuat bahwa Shell sedang melakukan kajian mendalam untuk menemukan peluang dan potensi cadangan migas baru di Indonesia.
Deputi Eksplorasi SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, menegaskan bahwa pihaknya berupaya mematangkan kondisi agar Shell dapat berinvestasi dengan nyaman dan berbagi risiko dalam pengelolaan migas di tanah air.
Lelang Migas 2025 dan Masa Depan Hulu Migas Indonesia
Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyampaikan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan lelang penawaran blok migas yang rencananya akan digelar pada Desember 2025. Kehadiran perusahaan besar seperti Shell diharapkan dapat mendongkrak minat investasi dan kegiatan eksplorasi di sektor hulu migas Indonesia.
Kembalinya Shell, setelah sebelumnya hengkang dari Blok Masela, bersama dengan minat dari perusahaan lain seperti Chevron, menandakan geliat positif dan optimisme baru bagi industri hulu migas nasional.
Artikel Terkait
Akuisisi MEJA oleh Triple B: Proses, Timeline Hingga Target Rampung Awal 2026
Webinar Gratis MNC Sekuritas & BEI: Kuasai Analisis Pasar, Valuasi Saham, dan Aturan ARA/ARB
Pemutihan PBB-P2 DKI Jakarta 2025: Diskon 50% & Penghapusan Denda
Produksi Emas Freeport 2025 Turun Drastis, Ini Penyebab dan Target Pemulihannya