Usulan Integrasi Tarif Tol JTCC untuk Atasi Selisih Harga dan Tingkatkan Trafik
PT Cibitung Tanjung Priok Port (CTP) Tollways mengusulkan penerapan integrasi tarif pada ruas Jalan Tol Cibitung–Cilincing (JTCC). Langkah strategis ini diambil untuk mengatasi disparitas atau perbedaan tarif yang signifikan dengan ruas tol di sekitarnya, yang selama ini dinilai menghambat volume lalu lintas.
Disparitas Tarif yang Signifikan
Direktur Utama PT CTP Tollways, Yaya Ruhiya, mengungkapkan bahwa perbedaan tarif antara JTCC dan ruas tol lain, seperti Cikunir, terbilang besar. Untuk kendaraan Golongan I saja, tarif di JTCC lebih mahal sekitar Rp 70.000. Selisih ini bahkan semakin melebar untuk kendaraan golongan IV dan V, yang bisa mencapai Rp 140.000.
"Kondisi inilah yang menyebabkan banyak pengendara, dari berbagai golongan, lebih memilih melalui Cikunir karena pertimbangan tarif yang lebih murah," jelas Yaya Ruhiya.
Volume Lalu Lintas Jauh dari Target
Meski memiliki kapasitas jalan yang besar, realisasi volume kendaraan di Tol JTCC masih jauh dari target business plan. Transaksi harian saat ini hanya berkisar antara 34.000 hingga 36.000 kendaraan. Sementara itu, volume tertimbang, yang menjadi indikator lalu lintas dengan mempertimbangkan jarak tempuh, hanya berada di angka 8.500 hingga 8.700 per hari.
Artikel Terkait
Pertumbuhan Ekonomi 5,04% Kuartal III 2025: Sinyal Positif untuk Pasar Modal Indonesia
Green SM Tanam 1000 Mangrove di Bekasi, Wujudkan Transportasi Listrik Ramah Lingkungan
Dividen Interim PPGL 2025: Rp 308 Miliar Dibagikan, Simak Jadwalnya!
BEI Ungkap Penyebab Jumlah IPO Turun, Tapi Kualitas Emiten & Fundraising Justru Naik