Harga Minyak Mentah Turun: Analisis Faktor dan Proyeksi Pasar
Harga minyak mentah kembali mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (4/11), terdorong oleh kombinasi data manufaktur yang melemah dan penguatan nilai tukar dolar AS yang membebani prospek permintaan global. Keputusan strategis OPEC untuk menghentikan sementara rencana kenaikan produksi pada kuartal I 2026 semakin mengonfirmasi kekhawatiran pasar mengenai potensi kelebihan pasokan di masa mendatang.
Data Harga Minyak Mentah Terkini
Berdasarkan laporan Reuters, minyak mentah acuan Brent mengalami penurunan sebesar 45 sen atau 0,7 persen, menetap di level USD 64,44 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS tercatat turun 49 sen atau 0,8 persen menjadi USD 60,56 per barel.
Pengaruh Dolar AS dan Pasar Saham Terhadap Harga Minyak
Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial, mengungkapkan analisis mendalam mengenai tekanan terhadap harga minyak. "Harga minyak mentah berjangka sedang tertekan hari ini akibat tingginya valuasi dolar AS. Koreksi signifikan di pasar saham AS di awal perdagangan, ditambah dengan potensi penutupan pemerintah, dapat menambah tekanan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan permintaan bahan bakar domestik," jelasnya.
Dolar AS tercatat menguat hingga mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir terhadap euro. Penguatan mata uang AS ini membuat komoditas berdenominasi dolar, termasuk minyak mentah, menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga mengurangi daya tarik investasi.
Artikel Terkait
Pasar Tenaga Kerja Membaik: Pengangguran Turun ke 4,85%, Pekerja Formal Naik
Ekspor Perdana Garmen Tegal ke Prancis Raup Devisa Rp 4,3 Miliar, Begini Peran Bea Cukai
The Peninsula Shila Laketown: Hunian Eksklusif Tepi Danau Mulai Rp 1,3 M
Review MSCI 2025: BREN dan BRMS Berpotensi Masuk Indeks Global, Simak Analisisnya