Berikut adalah rincian kontribusi laba dari masing-masing lini bisnis utama Astra:
- Segmen Otomotif: Menyumbang laba bersih Rp8,8 triliun, tumbuh 1%. Kenaikan ini didorong oleh kinerja bisnis sepeda motor dan komponen, meski penjualan mobil nasional turun 11% menjadi 526 ribu unit.
- Segmen Jasa Keuangan: Kontribusi laba bersih mencapai Rp6,7 triliun, mengalami pertumbuhan solid sebesar 8% didorong oleh peningkatan portofolio pembiayaan konsumen.
- Segmen Alat Berat dan Pertambangan (United Tractors): Laba bersih segmen ini turun 26% menjadi Rp7 triliun, terutama akibat tekanan pada bisnis batu bara.
Pendapatan dan Rencana Corporate Action
Secara keseluruhan, pendapatan bersih Astra hingga September 2025 tercatat sebesar Rp243,6 triliun, turun tipis 1% secara tahunan. Di sisi lain, posisi kas bersih perusahaan justru menguat menjadi Rp13,4 triliun dari sebelumnya Rp8 triliun di akhir 2024.
Sebagai bentuk komitmen meningkatkan nilai pemegang saham, Astra mengumumkan rencana share buyback senilai maksimal Rp2 triliun. Program buyback saham ASII ini akan berlangsung dari 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026.
Artikel Terkait
Rahasia Teh Kayu Aro: Warisan Kolonial yang Mendunia & Jadi Favorit Ratu
Tarif Listrik November 2025 Tidak Naik: Fakta Lengkap & Dampaknya
Wisatawan Asing ke Indonesia Tembus 1,39 Juta di September 2025, Malaysia Terbesar
Ignasius Jonan Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Utang Kereta Cepat Whoosh?