Laba kotor Jababeka meningkat 12% menjadi Rp1,47 triliun, meski margin kotor turun dari 42% menjadi 40%. Sementara itu, laba bersih perseroan tercatat Rp634,6 miliar, turun dari periode sama 2024 sebesar Rp769,7 miliar.
Faktor Penurunan Laba Bersih
Penurunan laba bersih terutama disebabkan kenaikan beban keuangan dan beban pajak, serta kerugian kurs mencapai Rp102 miliar. Namun, EBITDA tetap menunjukkan pertumbuhan positif 8% menjadi Rp1,29 triliun.
Strategi dan Outlook 2025
Wakil Direktur Utama Jababeka, Budianto Liman, menyatakan kepuasan terhadap kinerja perseroan hingga kuartal ketiga 2025. Peningkatan kontribusi pendapatan berulang dari segmen infrastruktur dinilai memperkokoh fondasi bisnis perusahaan.
Untuk sisa tahun 2025, Jababeka menargetkan marketing sales sebesar Rp3,5 triliun, dengan rincian Rp1,25 triliun dari Cikarang dan Rp2,25 triliun dari Kendal. Fokus perusahaan akan tetap pada pengembangan pendapatan berulang dan pengembangan kawasan industri berkelanjutan.
Artikel Terkait
Purbaya: Daerah Wajib Siapkan Argumen Kuat untuk Revisi Pemotongan TKD
Telin dan CTL Jalin Kemitraan Strategis untuk Tingkatkan Konektivitas Digital Indonesia - Timor Leste
Menteri Keuangan Minta Maaf, Desak Pemda Percepat Belanja untuk Dongkrak Ekonomi
BEI dan S&P Dow Jones Indices Luncurkan 3 Indeks Baru untuk Investor Global