Secara kumulatif hingga 9M25, pendapatan STAA mencapai Rp6,56 triliun, tumbuh 48,5 persen. EBITDA juga naik 35 persen menjadi Rp2,01 triliun, yang mencerminkan efisiensi biaya dan operasional yang stabil. Laba bersih yang dibukukan adalah Rp1,35 triliun, dengan pertumbuhan 42,3 persen (YoY).
Dari sisi operasional, produksi Tandan Buah Segar (TBS) tumbuh 3,4 persen menjadi 803.901 ton. Produksi CPO dan PK juga meningkat masing-masing 12,6 persen dan 16,5 persen. Peningkatan ini didukung oleh operasional PKS ke-10 dan perluasan kapasitas pabrik kernel crushing.
Momentum Hilirisasi dan Ekspor Perdana
Momentum hilirisasi STAA semakin kuat dengan ekspor perdana 9.000 ton RBD Palm Olein melalui jetty internal di fasilitas refinery STAOF, Dumai, pada Juli 2025. Langkah ini menegaskan posisi STAA sebagai produsen kelapa sawit terintegrasi dengan kemampuan ekspor langsung.
Fokus utama perusahaan sepanjang 2025 adalah mengoptimalkan kapasitas hilir melalui operasional penuh refinery STAOF di Dumai. Hal ini diharapkan dapat semakin memperkuat posisi STAA dalam rantai nilai industri kelapa sawit nasional, meningkatkan diversifikasi produk, dan nilai tambah ekspor.
Dengan fondasi keuangan yang kuat dan infrastruktur terintegrasi, STAA berkomitmen untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi semua pemegang saham dan pemangku kepentingannya.
Artikel Terkait
Rahasia di Balik Kenaikan Gila PGE: Pendapatan Tembus Rp5,2 Triliun!
Rahasia di Balik Suksesnya Asta Karya 2025: Kolintang, Toar & Lumimuut Memukau Manado
Dukungan Penuh Pemangku Hak Ulayat untuk PT DPM: Kunci Kesejahteraan Dairi Terungkap!
Saham Bank Raksasa Meledak! Analis Ungkap Siapa Pemenang di 2025