Penelitian dimulai sejak 2022 dengan melibatkan analisis komprehensif kapasitas penyimpanan CO2. Tahap lanjutan pada 2024-2025 mencakup analisis laboratorium, pemodelan 3D geomekanika, dan simulasi 4D coupled flow-geomechanics untuk memitigasi risiko injeksi CO2.
Benyamin Sapiie, Peneliti LAPI ITB, mengungkapkan manfaat ganda dari studi ini bagi perusahaan dan pemerintah dalam mengidentifikasi potensi ekonomi wilayah operasi.
Proyek Abadi Masela ditargetkan berproduksi penuh pada 2030 dengan kapasitas LNG tahunan mencapai 9,5 juta ton - setara dengan lebih dari 10% impor LNG tahunan Jepang.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengungkapkan investasi tambahan sebesar USD 1 miliar (Rp 16,3 triliun) dialokasikan khusus untuk implementasi teknologi CCS, yang merepresentasikan 5% dari total investasi proyek.
Potensi pengembangan Blok Masela sebagai CCS hub semakin terbuka, dengan kemampuan menerima pengiriman CO2 dari lokasi lain bahkan impor dari negara tetangga.
Artikel Terkait
Rupiah 2025: Pelemahan 2% Ternyata Sinyal Kuat di Tengah Badai Global?
CBRE Gemparkan Pasar! Akuisisi Kapal Rp1,61 Triliun untuk Kuasai Bisnis Offshore
Rupiah Tembus Rp16.602! Ini 3 Faktor Kunci yang Akan Tentukan Arahnya Pekan Depan
Inflasi Mengganas, Bisakah Pesona Kuliner & Religi Selamatkan Ekonomi Sumatra Barat?