Hal itu sejalan dalam rangka menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah masih tingginya tensi geopolitik global.
OJK akan terus mendorong Lembaga Jasa Keuangan untuk terus memonitor potensi risiko termasuk melakukan stress test ketahanan terhadap gejolak pasar, serta melakukan strategi mitigasi risiko dalam rangka menjaga ketahanan permodalan dan likuiditas, sehingga sektor jasa keuangan dapat terjaga stabil dan dapat berkontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Dijelaskan, pada periode Oktober 2023, kredit atau pembiayaan perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 6,60 persen yoy (September 2023, 6,85 persen yoy) menjadi Rp 597.75 triliun dengan kualitas kredit yang masih tetap terjaga.
Tercatat bahwa rasio NPL gross sebesar 3,62 persen (September 2023, 3,49 persen). Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jawa Barat pada Oktober 2023 bertumbuh sebesar 4,25 persen yoy (September 2023: 3,66 persen yoy) menjadi sebesar Rp658,15 triliun dengan likuiditas yang memadai.
Untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 90,82 persen (September 2023, 91,11 persen). Dalam kaitan itu, OJK Jabar menjelaskan pula bahwa kinerja perusahaan pembiayaan masih berkinerja positif.
Hal ini terekam dari dari outstanding piutang pembiayaan yang bertumbuh sebesar 10,93 persen yoy pada Oktober 2023 (September 2023, 11,62 persen yoy) menjadi sebesar Rp73,5 triliun.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Bank Indonesia Pacu Kredit Perbankan untuk Dongkrak Ekonomi 2026
KAI Commuter Buka Suara Soal Wacana KRL 24 Jam, Ini Kendala Utamanya
Pemerintah Pacu Pembangunan PLTSa Tangerang Selatan, Siap Konstruksi
Pemerintah Izinkan Amman Mineral Pasok Konsentrat ke Smelter Freeport