Pendapatan Merdeka Copper Gold Anjlok, Tapi Laba Justru Melonjak

- Minggu, 28 Desember 2025 | 10:45 WIB
Pendapatan Merdeka Copper Gold Anjlok, Tapi Laba Justru Melonjak

Laporan kinerja sembilan bulan pertama PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) untuk tahun 2025 menunjukkan gambaran yang cukup beragam. Di satu sisi, ada tekanan pada pendapatan. Namun di sisi lain, performa laba justru menunjukkan perbaikan yang signifikan. Semua ini terjadi di tengah proses transisi dan optimalisasi besar-besaran di lini bisnis nikel mereka.

Angkanya cukup jelas: pendapatan perseroan anjlok 23 persen year-on-year (yoy), menjadi USD 1,29 miliar hingga kuartal ketiga 2025. Bandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai USD 1,67 miliar. Penurunan ini, menurut riset Phintraco Sekuritas yang dirilis Senin (22/12), tak lepas dari kinerja anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Pendapatan MBMA sendiri merosot 32 persen yoy ke level USD 935 juta.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Rupanya, MBMA sengaja menghentikan sementara produksi High Grade Nickel Matte (HGNM) di kuartal ketiga. Alih-alih HGNM, fokus dialihkan ke produksi Nickel Pig Iron (NPI) yang dinilai punya margin lebih menggiurkan. Dampaknya langsung terasa: pendapatan dari segmen HGNM terjun bebas 74,47 persen yoy, hanya tersisa USD 144 juta.

Namun begitu, bukan berarti tidak ada cerah sama sekali. Justru dari segmen emaslah MDKA mendapat penopang utama. Pendapatan emas melonjak 51 persen yoy menjadi USD 281 juta. Kenaikan ini didorong dua hal: harga jual rata-rata (ASP) yang naik 35 persen karena sentimen harga global, dan volume penjualan yang juga bertambah 12 persen menjadi 89 ribu ons. Di tengah ketidakpastian ekonomi global seperti sekarang, emas memang selalu jadi andalan sebagai safe haven.

Yang menarik, meski pendapatan turun, laba operasionalnya justru naik. MDKA berhasil meningkatkan EBITDA sebesar 33 persen yoy menjadi USD 295 juta. Pencapaian ini sejalan dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 33 persen, utamanya karena biaya pemrosesan yang turun drastis 43 persen pasca penghentian produksi HGNM.

Kontribusi terbesar EBITDA datang dari emas, yang melesat 75 persen yoy jadi USD 142 juta atau sekitar 48 persen dari total. Segmen NPI juga tak kalah bagus, EBITDA-nya tumbuh 38 persen ke USD 105 juta, didukung pasokan bijih saprolit dari tambang internal SCM yang berhasil menekan biaya. Belum lagi EBITDA dari penjualan bijih nikel ke pihak ketiga yang naik 52 persen.

Bagaimana dengan bottom line? Rugi bersihnya mulai menyempit. Hingga September 2025, MDKA mencatat rugi bersih USD 35 juta, membaik dari rugi USD 67 juta di periode sama 2024. Perbaikan ini ditopang lonjakan laba operasional dan efisiensi biaya. Beban lain-lain pun turun tajam, 85 persen, seiring berkurangnya kerugian selisih kurs.

Tapi, bukan berarti tanpa tantangan. Beban keuangan justru naik 16 persen yoy, didorong penerbitan obligasi baru untuk mendanai proyek-proyek strategis. Porsi kepentingan nonpengendali (NCI) yang lebih besar dibanding laba entitas induk juga turut menekan laba bersih yang bisa diatribusikan ke pemilik.


Halaman:

Komentar