tambah Kevin.
Fakta di lapangan sudah mulai terlihat. Tarif sewa kapal tanker minyak melonjak hampir 100 persen dalam satu hingga dua bulan terakhir. Tapi, dampak penuhnya bagi kinerja keuangan BULL baru akan benar-benar kelihatan di 2026.
Tak cuma tanker minyak, prospek kapal LNG juga dinilai sangat menjanjikan. Kevin memprediksi, dalam tiga hingga empat tahun ke depan, volume LNG yang diangkut kapal tanker global bakal naik 70-80 persen. Itu akan jadi lonjakan terbesar sepanjang sejarah industri LNG.
Perubahan jalur perdagangan akan makin drastis mulai 2026 atau awal 2027. Ini seiring rencana Uni Eropa menghentikan semua impor LNG dari Rusia. Saat ini, Eropa masih mengimpor sekitar 51 miliar meter kubik, dengan separuhnya lewat pipa.
tuturnya.
Kondisi itu diyakini akan memberi dampak substansial pada permintaan kapal LNG dan tentu saja, kinerja BULL mulai tahun depan.
Untuk menangkap semua peluang ini, BULL berencana lebih agresif. Mereka akan lebih serius mengikuti tender proyek FPSO, FSO, dan FSRU. Proyek semacam ini bukan cuma berpotensi mendongkrak laba, tapi juga membangun fondasi kontrak jangka panjang yang solid. Kontrak stabil seperti itu penting untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
pungkas Kevin.
Artikel Terkait
Bobibos Ekspansi ke Timor Leste, Dapat Lahan 25.000 Hektare untuk Bahan Bakar Jerami
Yogyakarta Borong Tiket Kereta, Jadi Magnet Libur Nataru
Jalan Tol IKN Dibuka Terbatas, Libur Nataru Jadi Momen Uji Coba
Wall Street Ambil Napas Sejenak, Fokus Beralih ke Reli Santa Claus