Di sisi lain, Samsul melihat ini sebagai respons yang positif. Upaya edukasi dan literasi pasar modal selama beberapa tahun belakangan, rupanya membuahkan hasil. Kesadaran masyarakat untuk menjadikan pasar modal sebagai alternatif investasi entah lewat saham, surat utang, atau reksa dana semakin tumbuh.
"Upaya untuk memperkenalkan industri pasar modal kepada masyarakat saat ini sudah direspons secara positif," tegasnya.
Kalau kita lihat ke belakang, pertumbuhannya memang luar biasa. Bayangkan, di akhir 2020 jumlah SID masih berkutat di 3,8 juta. Lalu melesat lebih dari lima kali lipat hanya dalam lima tahun. Lonjakan yang fantastis.
Buat Samsul, capaian ini lebih dari sekadar angka. Ini menunjukkan pergeseran pola pikir. Masyarakat Indonesia kini tampaknya lebih terbuka dan aktif. Pasar modal bukan lagi sesuatu yang asing, melainkan pilihan yang masuk akal untuk pengelolaan dana jangka panjang.
Perubahan orientasi itu, pada akhirnya, yang mungkin jadi kunci utama gelombang investor baru ini.
Artikel Terkait
Bursa Libur Tiga Hari Sambut Pergantian Tahun 2026
IDXTRANS Melonjak 49%, Saham Freight Forwarder Ini Tembus 542%
IHSG Tumbang ke Zona Merah, Saham-Saham Ini Terjun Bebas
Upah Minimum Jateng 2026 Naik 7,28%, Demak Tertinggi di Level Kabupaten