Momentum ini memicu harapan akan fenomena tahunan yang disebut "Santa Claus Rally". Biasanya, S&P 500 cenderung naik dalam lima hari terakhir di tahun berjalan dan dua hari pertama di tahun baru. Periode itu tahun ini dimulai Rabu ini. Tapi, apakah rally ini akan terjadi? Volume perdagangan yang rendah mungkin jadi faktor penghambat.
Soal volume, kemarin perdagangan di bursa AS hanya mencatat sekitar 14 miliar saham. Jauh di bawah rata-rata 20 hari yang hampir mencapai 16.7 miliar. Aktivitas diperkirakan akan semakin sepi. Pasar akan tutup lebih awal hari Rabu dan libur penuh pada Kamis untuk Natal.
Di antara sektor lain, saham-saham terkait kecerdasan artifisial (AI) kembali menunjukkan taringnya. Mereka bangkit dari tekanan pekan lalu, di mana isu valuasi mahal sempat membuat investor khawatir. Nvidia jadi pemimpinnya, melonjak 3 persen dan jadi penggerak utama S&P 500. Raksasa teknologi seperti Amazon dan Alphabet juga ikut naik lebih dari 1 persen.
Namun, tidak semua saham beruntung. ServiceNow justru turun 1.5 persen. Penyebabnya, perusahaan mengumumkan akuisisi terhadap startup keamanan siber Armis dengan nilai fantastis, 7.75 miliar dolar tunai.
Ada juga pergerakan menarik di saham pertambangan. Freeport-McMoRan meroket 2.5 persen dan ditutup di level tertinggi dalam 15 bulan. Kenaikan harga tembaga yang mencetak rekor baru, ditambah rekomendasi dari Wells Fargo, jadi pendorongnya.
Sementara itu, di sektor pertahanan, Huntington Ingalls hanya naik tipis 0.3 persen. Pengumuman Presiden Donald Trump soal rencana kapal perang kelas baru yang "lebih besar dan lebih kuat" rupanya belum cukup memberi daya dorong yang signifikan bagi sahamnya.
Artikel Terkait
Pasar Asia Beragam, Nikkei Bangkit di Tengah Anggaran Fantastis Jepang
BRI Siapkan Jaringan 1,2 Juta Titik untuk Layani Transaksi Saat Arus Mudik Nataru
Harga Emas Antam Melonjak Rp 29 Ribu, Pajak Pembelian Diringankan
Pasar Komoditas Beragam: Nikel dan CPO Naik, Batu Bara Lesu