Krisnanto punya alasan optimis terkait pasar LNG ke depan. Dia melihat ada lonjakan fasilitas produksi gas alam cair baru yang akan rampung mulai 2026.
"Lonjakan pembangunan itu ditranslasikan sebagai permintaan untuk 140-155 kapal pengangkut LNG baru untuk tahun 2026-2027," jelasnya.
Di sisi lain, pasokan kapal baru diperkirakan tak akan cukup memenuhi lonjakan permintaan itu. Hanya sekitar 120-140 kapal baru yang diprediksi masuk, sementara puluhan kapal tua berusia di atas 30 tahun akan pensiun. Kombinasi faktor inilah yang menurut Krisnanto akan terus menguatkan tarif sewa kapal tanker LNG di pasar global, seperti tren yang sudah terlihat belakangan ini.
Secara keseluruhan, komitmen BULL jelas: memperkuat keempat pilar tadi. Tujuannya untuk mendiversifikasi pendapatan, menyeimbangkan bisnis spot yang marginnya tinggi dengan bisnis kontrak yang lebih stabil. Mereka juga ingin lebih disiplin dalam hal permodalan, memanfaatkan sinergi operasional antar armada, dan yang tak kalah penting, memosisikan diri untuk transisi energi global tanpa meninggalkan eksposur di sektor minyak dan gas konvensional.
Artikel Terkait
Antrean Panjang di BEI: Rp18 Triliun Dana Segar dan 9 Calon Emiten Masih Bersiap
IHSG Tersungkur ke Zona Merah, LQ45 Anjlok Lebih Dalam
Adaro Tembus 52 Juta Ton Penjualan Batu Bara di Tengah Tekanan Pasar
Emas Tembus Rekor, Saham Tambang di BEI Ikut Melonjak