Sektor infrastruktur juga tampil perkasa dengan kenaikan 72,51 persen. Di sini, ASLI jadi primadona dengan lonjakan hampir 998 persen. Sektor berbasis komoditas pun tak mau kalah. Basic materials naik 61,41 persen, sementara energi menguat 60 persen. Mereka jelas termasuk dalam kelompok pemenang tahun ini.
Di sisi lain, sektor properti dan real estate tumbuh 56,53 persen. Transportasi dan logistik juga bergerak positif, naik 48,75 persen. Pertumbuhannya cukup baik, meski tak se-spektakuler teknologi.
Beberapa sektor lain mencatat pertumbuhan yang lebih moderat. Consumer cyclicals naik 33,42 persen, layanan kesehatan menguat 43,93 persen. Pertumbuhannya stabil, meski tidak meledak-ledak.
Sayangnya, tidak semua sektor beruntung. Sektor jasa keuangan hanya bergerak naik 10,81 persen. Paling suram adalah consumer non-cyclicals sektor kebutuhan sehari-hari yang hanya menguat 9,12 persen. Angka ini seolah mencerminkan tekanan daya beli yang masih menjadi tantangan. Minim katalis pertumbuhan.
Perlu diingat, keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan Anda. Data dan kinerja masa lalu bukan jaminan untuk masa depan.
Artikel Terkait
Adaro Tembus 52 Juta Ton Penjualan Batu Bara di Tengah Tekanan Pasar
Emas Tembus Rekor, Saham Tambang di BEI Ikut Melonjak
Indonesia-AS Sepakat, Prabowo dan Trump Bakal Teken Perjanjian Dagang Januari 2026
Perjanjian Dagang Indonesia-AS Ditargetkan Tuntas Pertengahan Januari 2026