Perdagangan saham PANI di Bursa Efek Indonesia hari Senin (22/12/2025) ditutup dengan catatan merah. Saham emiten properti itu terpangkas 3,22 persen ke level Rp12.775 per unit, melanjutkan tren penurunan yang sudah berlangsung beberapa hari. Tekanan jual ini muncul tak lama setelah periode perdagangan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau PANI-R berakhir pada 18 Desember lalu.
Nilai transaksinya cukup besar, mencapai hampir Rp100 miliar. Kalau dilihat lebih jauh, pelemahan ini cukup signifikan: turun 4,84 persen dalam sepekan dan 8,59 persen dalam sebulan terakhir. Sepanjang tahun 2025, kinerjanya bahkan anjlok hampir 20 persen. Ini berpotensi mengakhiri tren naik yang fenomenal sejak 2021.
Menanggapi kondisi ini, pengamat pasar modal Michael Yeoh memberikan pandangannya. Ia menilai saham PANI kini berada di posisi penting pasca-rights issue.
“Saham PANI setelah rights issue memiliki free float di kisaran 15,70 persen ke atas. Ini artinya PANI memiliki free float market cap (FFMCAP) saat ini di angka Rp37,64 triliun,” ujar Michael.
Menurutnya, angka ini punya implikasi menarik. Kondisi tersebut membuat PANI telah memenuhi syarat minimum untuk masuk ke dalam indeks global MSCI.
“Sesuai dengan aturan MSCI, di mana saham dengan free float di atas 15 persen memiliki syarat minimum untuk masuk sebesar USD1,768 miliar, maka PANI sudah eligible untuk masuk ke MSCI tanpa perlu kenaikan harga lagi,” lanjutnya.
Lantas, apa penyebab pelemahan harga belakangan ini? Michael menilai tekanan yang terjadi lebih bersifat teknikal. “Mengenai potensi koreksi, sepertinya investor melakukan aksi sell off dikarenakan hal tersebut,” katanya.
Namun begitu, ia mengingatkan ada tujuan strategis di balik penggalangan dana rights issue ini.
“Perlu dicatat juga bahwa hasil rights issue dari PANI itu sendiri akan digunakan untuk melakukan pembelian anak usahanya, yaitu CBDK, sehingga terlihat pergerakan yang kontras antara kedua emiten tersebut,” jelas Michael.
Artikel Terkait
IHSG Sentuh 8.625, NETV Melonjak 29% di Tengah Pasar yang Beragam
Pramono Anung Targetkan UMP DKI 2026 Rampung Hari Ini
IHSG Sentuh Zona Hijau, NETV dan DPUM Melesat di Tengah Pelemahan Rupiah
ELPI Kantongi Kontrak Rp2,39 Triliun untuk Dukung Proyek FLNG Genting