Rapat terbatas di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh, Minggu lalu, menyoroti sebuah masalah yang tak terduga. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, bencana banjir dan longsor di Sumatera ternyata tak hanya menimpa warga biasa. Banyak dokter dan tenaga medis di garis depan justru ikut menjadi korban.
Hal ini, menurut Budi, tentu saja mempersulit penanganan kesehatan bagi para korban lainnya. Situasinya jadi berlapis-lapis.
"Ini SDM-nya, dokternya, kan juga kena bencana, Pak, di sana," kata Budi di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Dari pembicaraannya dengan sejumlah rumah sakit di Aceh, Sumut, dan Sumbar, sebenarnya semangat para dokter itu masih ada. Mereka ingin tetap bertugas. Namun begitu, realita di lapangan sungguh berat. Bagaimana bisa fokus menolong orang lain jika untuk memenuhi kebutuhan dasar sendiri saja susah?
"Jadi banyak dokter-dokter ini, di Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah, Tamiang, Gayo Luwes, keluarganya juga susah makan," bebernya. Mereka sendiri kesulitan dapat makanan, begitu pula keluarga di rumah.
Melihat kondisi itu, Budi pun mengajukan usulan konkret. Pertama, soal dapur umum. Ia meminta agar operasional dapur umum diprioritaskan untuk menjamin pasokan makanan bagi dokter, tenaga medis, dan keluarganya.
Artikel Terkait
Banjir Sumatera Terlupakan, Sementara Bencana Lain Ditetapkan
Gaji Guru Bireuen Belum Cair, Diduga Dialihkan untuk Tangani Banjir
Made Supriatma Geleng-geleng: Penguasa Tak Kompeten, Hanya Andalkan Macak di Medsos
Di Tengah Lumpur dan Duka, Prabowo Habiskan Sepiring Nasi Ikan Tongkol Bersama Korban Banjir Aceh