Menanti Swasembada Pangan: Indonesia Siap Capai Rekor Stok Beras Tertinggi pada 2026

- Senin, 15 Desember 2025 | 20:12 WIB
Menanti Swasembada Pangan: Indonesia Siap Capai Rekor Stok Beras Tertinggi pada 2026

“Kemudian ada dua bantuan: bantuan dari pemerintah, total kurang lebih 1 triliun nilai beras dan minyak goreng, ada 6.000 ton. Kemudian bantuan dari teman-teman Kementerian dan mitra itu ada nilainya Rp 75 miliar,” jelas Amran.

Pemulihan pascabencana juga sedang disiapkan. Sekitar 70.000 hektare sawah yang rusak akan segera ditangani. “Insyaallah, kami bisa tangani, mulai bekerja di Januari,” katanya.

Di sisi lain, kondisi petani tampak membaik. Nilai Tukar Petani (NTP) melonjak jauh di atas target, disertai kenaikan pendapatan yang signifikan. “Nilai Tukar Petani 124,36 persen dari target 110 dari Menteri Keuangan. Ini tertinggi dalam sejarah,” ungkap Amran. “Total kenaikan untuk padi saja, pendapatan petani Rp 120 triliun.”

Ekspor sektor pertanian pun ikut meroket. Hingga Agustus, pertumbuhannya mencapai 42 persen dibanding tahun lalu. Diprediksi, kenaikan ini akan bertahan hingga akhir tahun.

Ada lagi capaian dari revitalisasi kebijakan pupuk. Dalam dua bulan terakhir, volume pupuk naik, harganya justru turun. “Pupuk kita volumenya bertambah 700.000 ton, harganya turun 20 persen hasil revitalisasi. Alhamdulillah sekarang sudah berjalan,” tuturnya. “Ini tidak menambah anggaran membebani Menteri Keuangan.”

Yang menarik, semua itu dicapai cuma lewat perubahan regulasi. Tanpa anggaran baru. Efektivitas reformasi kebijakan, katanya, terbukti di sini.

Bahkan dampaknya terasa hingga tingkat global. Kebijakan Indonesia yang berhenti impor beras disebutnya turut menurunkan harga pangan dunia. “Karena Indonesia importir beras terbesar, tapi sekarang tidak impor, sehingga harga pangan dunia turun 42 persen,” papar Amran.

Kontribusi inilah yang mengantarkan Kementerian Pertanian meraih penghargaan dari FAO. Sebuah pencapaian yang, menurut menteri, lahir dari kerja keras semua pihak.


Halaman:

Komentar