Nilai tukar dolar AS terpangkas pada Kamis (11/12/2025). Pemicunya? Proyeksi Federal Reserve yang ternyata tak seagresif yang dibayangkan pasar. The Fed hanya memproyeksikan satu kali pemotongan suku bunga di tahun 2026 itu saja. Cukup mengejutkan bagi banyak pihak.
Reaksi pasar pun langsung terasa. Investor ramai-ramai melepas dolar mereka. Akibatnya, euro berhasil mendorong dan menembus level psikologis USD1,17, bahkan nyaris menyentuh posisi tertinggi dua bulan di angka USD1,1705. Tidak ketinggalan, poundsterling juga meroket dan sempat mencapai puncak tertinggi dalam satu setengah bulan.
Di sisi lain, yen Jepang yang selama ini tertekan oleh selisih suku bunga yang lebar, justru mendapat angin segar. Mata uang ini menguat 0,25 persen ke level 155,64 per dolar. Kalau dilihat dari indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, posisinya anjlok ke level terendah sejak akhir Oktober.
Tony Sycamore, seorang analis pasar di IG, memberikan komentarnya.
"Banyak yang mengira The Fed akan kembali bersikap hawkish, mengulang sikap Oktober lalu. Tapi nyatanya tidak. Nada, komentar, bahkan hasil voting komite semuanya berbeda. Jauh lebih lunak dari perkiraan," ujarnya, seperti dilansir Mint.
Artikel Terkait
Whoosh Gelar Diskon Akhir Tahun, Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Turun Rp25 Ribu
OJK Soroti Skema Kecebong yang Bikin Cicilan Pinjol Membengkak di Awal
Delapan Saham Panasan Dihentikan Sementara, BEI Pasang Rem Darurat
Pasar Asia Terbelah Usai The Fed Turunkan Suku Bunga, Saham AI Dipertanyakan