Euforia saham Grup Bakrie memang sedang panas-panasnya. Tapi, jangan salah, di balik sorotan itu, ada peluang lain yang mengintip. Saham-saham dari beberapa konglomerasi besar lainnya ternyata juga menarik untuk disimak. Kombinasi antara katalis korporasi dan prospek teknikal yang masih kuat jadi alasan utamanya.
Menurut pengamat pasar modal Michael Yeoh, pergerakan harga yang konsisten ditambah agenda ekspansi tiap perusahaan membuat saham-saham ini layak masuk radar. "Beberapa saham konglomerasi yang menarik lain, seperti RAJA, RATU, BUVA, WIFI," ujarnya pada Rabu (10/12/2025). Emiten-emiten itu dikendalikan oleh Happy Hapsoro dan Hashim S. Djojohadikusumo.
Michael punya proyeksi target teknikal untuk masing-masing saham. "RAJA memiliki target melewati angka 7.000, RATU di 12.000 ke atas, serta WIFI di angka 4500 ke atas. Masih terlihat menarik, menyusul akumulasi serta area technical analysis yang masih dalam sideways," tuturnya.
Sebelumnya, di akhir November, ia sudah menyinggung soal transformasi bisnis di RAJA. "Untuk RAJA sendiri diketahui perusahaan sedang melakukan diversifikasi terhadap sektor EBT serta beberapa hal terkait operasional bisnis lama yang dikembangkan seperti proyek LNG, pipa BBM dan akuisisi gas," jelas dia.
Di sisi lain, laporan riset Samuel Sekuritas pada awal Desember 2025 mengungkap strategi ambisius RATU. Perusahaan ini menyiapkan rencana akuisisi bertahap dengan skala multi-horizon, mencakup tujuh target dalam tiga tahun ke depan. Dua di antaranya ditargetkan selesai antara kuartal IV-2025 hingga semester I-2026.
Riset itu menyebut, RATU akan fokus dulu pada investasi non-operasional dalam 1-3 tahun mendatang. Maksudnya, perusahaan akan masuk sebagai pemegang saham di blok-blok besar yang masih dirahasiakan tanpa harus mengurusi operasional harian.
Baru nanti di horizon menengah, sekitar 3-5 tahun ke depan, RATU berencana masuk ke investasi operasional. Mereka bakal mengincar kontrak bagi hasil (PSC) berproduksi lebih kecil untuk membangun kemampuan internal. Target jangka panjangnya? Lebih gila lagi: jadi operator di PSC skala besar dalam 6-10 tahun, dengan prioritas aset yang punya IRR di atas 10 persen.
Manajemen mengaku, tujuh rencana akuisisi itu sedang diproses, dengan nilai masing-masing antara USD10 juta hingga USD150 juta. Dua transaksi sudah di tahap final dan ditargetkan rampung semester I-2026.
Artikel Terkait
IHSG Merangkak Naik, Infrastruktur dan Energi Jadi Penyelamat
Setelah Vakum, Saham INET Disorot dengan Target Harga Melonjak 74%
Bank Mandiri Pertahankan Gelar Juara Laporan Tahunan, Kinerja Keuangan Kian Moncer
IHSG Bertahan Hijau di Tengah Kemelut Bursa Asia