PT Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) punya target ambisius untuk 2025. Mereka yakin bisa meraup pendapatan hingga Rp1,1 triliun, dengan laba bersih yang ditargetkan menembus angka Rp101 miliar. Gimana caranya? Perusahaan ini berencana memperkuat arus pendapatan sekaligus mengencangkan ikat pinggang operasional. Tujuannya jelas, agar realisasi di lapangan nggak melenceng jauh dari RKAP yang sudah disusun.
Fokusnya akan diarahkan pada unit-unit rekreasi andalan. Di sisi lain, mereka juga bakal mengoptimalkan pemasukan dari sumber non-tiket. Soalnya, bisnis Ancol ini punya dua karakter sekaligus.
“Karakter bisnis Ancol terdiri dari dua bidang, yaitu bisnis properti dan bisnis rekreasi. Keduanya memiliki karakter yang berbeda, namun saling melengkapi dan mendukung satu sama lain,” jelas manajemen PJAA dalam keterangan resminya.
“Upaya perbaikan struktur keuangan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perseroan, termasuk mendorong pertumbuhan net income,” tambah mereka.
Target itu tentu bukan tanpa alasan. Nyatanya, hingga September 2025, kinerja mereka justru sedang lesu. Laba bersih yang berhasil dikumpulkan cuma Rp58,18 miliar jauh turun dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp99,93 miliar. Pendapatannya pun merosot, dari Rp881,44 miliar menjadi Rp798,52 miliar.
Artikel Terkait
The Fed Turunkan Suku Bunga Lagi, Sinyal Optimisme untuk Ekonomi AS
Petani Sukamara Nikmati Rp 3 Juta per Hektar Tiap Bulan, Tanpa Ribet Urus Kebun
Analis MNC Peringatkan Koreksi IHSG, Soroti 4 Saham untuk Beli Saat Melemah
Sri Mulyani Siap Jadi Fellow di Oxford, Perbankan Longgarkan Kredit Korban Bencana