Senin lalu, pasar modal Eropa menyaksikan sebuah peristiwa besar. The Magnum Ice Cream Co, raksasa es krim dunia yang membawahi merek ikonis seperti Magnum, Ben & Jerry’s, dan Cornetto, akhirnya melantai secara resmi. Saham perdana mereka dicatatkan dengan valuasi mencapai 7,8 miliar euro atau setara Rp136 triliun. Langkah ini menandai babak baru setelah mereka resmi berpisah dari induknya, Unilever plc.
Di bursa Amsterdam, saham Magnum dibuka pada level 12,20 euro per lembar. Harganya kemudian bergerak naik tipis, melampaui harga referensi yang ditetapkan di 12,80 euro. Tidak hanya di Belanda, saham perusahaan ini juga mulai diperdagangkan di London. Bahkan, rencananya hari itu juga akan dilakukan pencatatan di New York melalui skema triple listing yang cukup ambisius.
Sebenarnya, proses ini molor hampir sebulan dari jadwal awal. Penundaan itu terjadi gara-gara penutupan layanan pemerintahan AS yang sempat membuat segalanya tertahan. Tapi, semua itu sudah berlalu. Kini, sebagai entitas mandiri, Magnum punya target yang jelas: memperbaiki kinerja. Selama ini, divisi es krim dikenal sebagai bagian dengan profitabilitas paling rendah di bawah payung Unilever.
Peter ter Kulve, CEO Magnum, langsung menegaskan arah perusahaan pasca-pemisahan.
“Misi kami sangat jelas: bisnis ini tidak tumbuh cukup cepat. Pertumbuhan perlu dipacu 1- 2 persen lebih tinggi dan profitabilitas masih di kisaran 400-500 basis poin lebih rendah dari yang seharusnya,” ujarnya.
Namun begitu, valuasi pasar yang tercatat ternyata lebih rendah dari yang diramalkan banyak analis. Sebagai contoh, Barclays plc pada riset Oktober lalu memperkirakan angka di kisaran 10,1 hingga 10,8 miliar euro. Angka itu setara dengan 9 sampai 9,5 kali proyeksi EBITDA mereka untuk tahun 2026.
Bagi para investor Unilever, spin-off ini seperti angin segar setelah bertahun-tahun menghadapi kinerja saham yang lesu. Di London, saham Unilever sendiri dibuka di level 43,42 poundsterling. Mekanismenya, pemegang saham akan mendapat satu saham Magnum untuk setiap lima saham Unilever yang mereka miliki.
Artikel Terkait
Freeport Serahkan Pusat Sains Modern ke UNCEN, Dukung Generasi Papua Kuasai STEM
Kilang Tuban Menanti Keputusan Akhir di Tengah Ketegangan Geopolitik
SLIS: Dari Kipas Angin hingga Motor Listrik, Ini Profil Emiten yang Lagi Naik Daun
Unilever Indonesia Lepas Bisnis Es Krim Rp7 Triliun, Saham Justru Tergerus