“Tapi yang lebih penting justru petunjuk ke depannya. Apa yang akan mereka sampaikan setelah keputusan itu? Itu yang ditunggu pasar,” tambahnya.
Di antara saham-saham individu, ada beberapa yang bergerak tajam. Saham Warner Bros Discovery melonjak 6,3% setelah Netflix setuju membeli divisi TV dan filmnya dengan nilai fantastis, 72 miliar dolar. Kesepakatan ini mengakhiri drama penawaran yang berlangsung beberapa minggu. Sayangnya, saham Netflix sendiri justru turun 2,9%.
Sektor komunikasi jadi yang terbaik pekan ini, naik hampir 1% dan cetak rekor tertinggi baru. Sebaliknya, sektor kesehatan S&P 500 melemah. Pemicunya, sebuah panel penasihat vaksin membatalkan rekomendasi vaksin hepatitis B untuk semua bayi baru lahir.
Meski S&P 500 sudah mendekati 1% dari rekor tertingginya, sorotan justru beralih ke saham-saham kecil. Indeks Russell 2000 naik 0,8% pekan ini, melanjutkan reli gila-gilaan 5,5% di pekan sebelumnya. Saham-saham ini dianggap paling diuntungkan jika suku bunga turun.
“Lihat saja, saham-saham dengan kualitas rendah, tidak profit, dan utang tinggi yang biasanya sangat volatil justru yang paling melesat akhir-akhir ini,” jelas Jed Ellerbroek dari Argent Capital Management. “Itu semua karena ekspektasi suku bunga akan turun lebih dalam.”
Di luar itu, ada juga kabar baik dari Ulta Beauty. Saham retailer kecantikan itu melonjak 12,7% setelah mereka meningkatkan proyeksi penjualan dan laba untuk tahun ini.
Secara keseluruhan, suasana pasar masih hati-hati. Jumlah saham yang turun sedikit lebih banyak daripada yang naik. Volume perdagangan juga terpantau lebih rendah dari rata-rata 20 hari, hanya sekitar 16,2 miliar saham. Tampaknya, banyak investor memilih menunggu di pinggir lapangan sebelum keputusan penting The Fed pekan depan.
Artikel Terkait
Arab Saudi Buka Toko Alkohol Eksklusif, Minimal Gaji Rp 222 Juta untuk Bisa Masuk
Wall Street Tertekan Jelang Rapat Fed, Pasar Saham Masih Galau
IHSG Pacu Rekor Baru, Analis Soroti Zona Kunci di 8.615
Wall Street Tahan Napas, Pasar Merah Menunggu Keputusan The Fed