Mirae Asset Soroti Emas dan Konsumsi sebagai Penopang Ekonomi Indonesia di 2026

- Minggu, 07 Desember 2025 | 05:30 WIB
Mirae Asset Soroti Emas dan Konsumsi sebagai Penopang Ekonomi Indonesia di 2026

Farras Farhan, Senior Research Analyst Mirae, memaparkan bahwa emas akan tetap jadi bintang. Harganya bahkan berpotensi bertahan di atas US$4.000 per ons. Dukungannya datang dari ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed, permintaan bank sentral global yang rajin menimbun, serta pemulihan arus masuk dana ke ETF.

“Emas jadi aset paling defensif dan atraktif tahun depan,” kata Farras.

“Sementara batu bara tetap solid dari sisi arus kas, dan nikel… well, sektor ini masih akan menghadapi proses penyesuaian pasar yang cukup panjang.”

Lalu, mana saja perusahaan yang diperkirakan kebagian manfaat? Untuk emas, ANTM dan BRMS dipandang akan diuntungkan oleh harga tinggi. Di sektor batu bara, ADRO dan ADMR dinilai solid berkat arus kas yang kuat dan langkah hilirisasi, termasuk proyek aluminium hijau ADMR. Di segmen nikel, NCKL menarik karena integrasi rantai pasoknya. Sementara AADI dipandang prospektif sebagai emiten yang berorientasi pada dividen.

Di sisi lain, prospek positif tak cuma datang dari komoditas. Mirae juga melihat peluang di sektor konsumsi, telekomunikasi, dan infrastruktur digital. Program MBG yang diperluas diperkirakan bakal mendongkrak permintaan untuk produk protein dan FMCG.

“Sementara tren penurunan suku bunga membuka peluang re-rating pada sektor menara telekomunikasi dan jaringan fiber,” tambah Farras.

Jadi, intinya, meski awan ketidakpastian masih menggantung, peta peluang investasi untuk tahun depan ternyata masih cukup terbentang. Mulai dari logam mulia yang bersinar hingga sektor konsumsi yang terus bergerak.


Halaman:

Komentar