Menjelang 2026, cuaca ekonomi global memang tampak mendung. Tapi, menurut analis Mirae Asset Sekuritas, Indonesia justru punya posisi yang cukup kuat untuk menghadapinya. Fondasinya? Stabilitas makro dan konsumsi dalam negeri yang terus menggeliat, ditambah prospek beberapa komoditas yang masih menjanjikan.
Rully Arya Wisnubroto, sang Chief Economist di Mirae, bilang ada beberapa faktor kunci. Sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang makin kompak, potensi penguatan rupiah, dan dorongan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal jadi penopang utama. Ini yang diharapkan bisa menjaga sentimen pasar dan mendorong pertumbuhan.
“Sektor komoditas, khususnya emas, batu bara, dan nikel, diproyeksikan tetap memainkan peran strategis,” ujar Rully dalam siaran pers yang dikutip Sabtu (6/12/2025).
Menurutnya, komoditas-komoditas ini bukan cuma menopang kinerja eksternal Indonesia, tapi juga menyediakan peluang investasi yang menarik bagi pelaku pasar.
Secara angka, Mirae Asset memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh 5,3% di 2026 dan 5,4% di tahun berikutnya. Inflasi diperkirakan jinak, stabil di sekitar 2,5%. Yang menarik, rupiah diprediksi menguat hingga ke level Rp16.500 per dolar AS menjelang akhir 2026. Proyeksi ini sejalan dengan pelemahan indeks DXY dan membaiknya koordinasi kebijakan di dalam negeri.
Namun begitu, tantangan dari luar tetap ada. Rully menyebut kondisi global 2026 akan diwarnai perlambatan ekonomi China, proteksionisme AS yang makin menjadi, dan siklus pemotongan suku bunga di negara maju yang masih berlanjut. Tapi di tengah semua itu, Indonesia dinilai punya ketahanan. Pasalnya, permintaan untuk ekspor komoditas andalan seperti emas dan batu bara ternyata masih cukup tangguh.
Nah, kalau bicara komoditas, tahun depan bakal penuh divergensi. Artinya, nasib tiap komoditas bisa sangat berbeda.
Artikel Terkait
IHSG Diproyeksi Stagnan di 8.600-8.700, Fokus Investor Beralih ke The Fed
Surplus Dagang Vietnam ke AS Tembus Rekor, Tarif Trump Tak Berdaya
RLCO Siap Melantai, Eksportir Sarang Walet Incar Pasar China
Desember Tanpa Cuti, DJP Pacu Target Pajak 2025 Sementara Lokasi PLTN Masih Digodok