Proyeksi Panen Padi 2025 Menggembirakan, Tapi Ancaman Gagal Panen Masih Nyata

- Selasa, 02 Desember 2025 | 03:06 WIB
Proyeksi Panen Padi 2025 Menggembirakan, Tapi Ancaman Gagal Panen Masih Nyata

Namun begitu, semua angka indah ini masih sangat rentan. Variabel seperti banjir yang belum surut, ancaman kekeringan, serangan hama, atau sekadar mundurnya waktu panen petani, bisa dengan mudah mengubah perhitungan. Sentra-sentra utama panen periode mendatang memang masih bertumpu di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Tapi daerah seperti Subang, Indramayu, hingga Aceh Utara yang sedang bermasalah tadi, juga punya kontribusi besar.

Harga di Penggilingan Mulai Merosot

Ada kabar baik yang langsung terasa. Di tengah proyeksi kenaikan produksi, harga beras di tingkat penggilingan pada November 2025 justru mengalami penurunan. Beras medium, misalnya, turun hampir 1 persen. Penurunan terdalam terjadi pada beras pecah, yang anjlok 2,38 persen.

Penurunan ini wajar, didorong oleh mulai masuknya hasil panen akhir tahun ke pasaran. Stok mulai terisi kembali.

Meski produksi dalam negeri diperkirakan membaik, impor beras ternyata masih berjalan. Indonesia masih membeli beras dari luar negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri yang spesifik.

“Pada Oktober 2025 impor beras sebesar 40,7 ribu ton dengan nilai USD 19,1 juta,”

ungkap Pudji.

Secara kumulatif, dari Januari hingga Oktober 2025, impor beras sudah mencapai 364,3 ribu ton. Myanmar, Thailand, dan India masih menjadi pemasok utama. Jenis yang paling banyak diimpor adalah broken rice, yang biasanya dipakai sebagai bahan baku industri makanan atau pakan, bukan untuk konsumsi langsung di rumah tangga.

Jadi, ceritanya tidak hitam putih. Di satu sisi, optimisme ada. Di sisi lain, kewaspadaan harus tetap dijaga. Semuanya kembali pada bagaimana kondisi di lapangan dalam beberapa bulan ke depan.


Halaman:

Komentar