Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal kembali hijau di perdagangan Rabu ini. Sebelumnya, pada sesi Selasa, indeks justru melemah 0,56 persen ke posisi 8.521,89. Pelemahan ini cukup terasa, meski tidak sampai mengejutkan.
Menurut analis Phintraco Sekuritas, saham properti jadi penyumbang terbesar tekanan pada indeks. Di sisi lain, sektor industrial justru tampil perkasa dengan catatan penguatan tertinggi. Sementara itu, rupiah terus menunjukkan taringnya. Mata uang kita melanjutkan apresiasi ke level sekitar Rp 16.655 per dolar AS. Ini terjadi di tengah pelemahan dolar global, yang didorong oleh harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember nanti.
Nah, ke depan, pergerakan IHSG kemungkinan besar akan banyak dikendalikan oleh sentimen dari luar negeri. Salah satu yang patut dicermati adalah rilis data durable goods orders Amerika Serikat untuk September 2025. Data ini diperkirakan hanya naik tipis 0,2 persen secara bulanan, jauh melorot dari angka 2,9 persen di Agustus. Belum lagi, ada serangkaian data ekonomi AS yang molor karena government shutdown. Semua data tertunda ini tentu jadi perhatian serius investor, karena bisa jadi petunjuk penting soal arah kebijakan The Fed dalam pertemuan FOMC 9–10 Desember 2025.
Dari kacamata teknikal, ada sinyal beragam. Indikator Stochastic RSI membentuk death cross yang biasanya menandakan adanya tekanan jangka pendek. Tapi, jangan buru-buru panik. Histogram MACD masih bertengger di area positif, dan IHSG sendiri masih mampu bertahan di atas MA5. Kondisi yang cukup mixed, memang.
“Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung menguat menguji resistance di 8570-8600,” tulis Analis Phintraco Sekuritas.
Phintraco Sekuritas punya beberapa rekomendasi saham andalan atau top picks mereka, yaitu TINS, ASII, PYFA, ISAT, dan KLBF.
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Merosot, Sementara Galeri24 Justru Melonjak
Target 2028: Ibu Kota Baru Indonesia Mulai Berdenyut
Raksasa Sarang Walet RCLO Pacu Ekspisi dengan IPO Rp105 Miliar
Komisaris Utama Primaya Gelontorkan Rp2,66 Miliar untuk Borong Saham Perusahaan