Pada area rantai pasok, perusahaan tak main-main. Mereka mengimplementasikan Warehouse Management System (WMS) yang dilengkapi dengan pemantauan suhu real-time, barcode system, serta integrasi inventori. Semua ini bertujuan meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam memenuhi permintaan.
Tak berhenti di situ, perusahaan juga memaksimalkan teknologi AI. Melalui AI Optimizer Planning System, MDLA bisa merencanakan pengadaan dan mengalokasikan produk dengan lebih presisi. Semuanya didasarkan pada pola permintaan, ketersediaan stok, dan kebutuhan fasilitas kesehatan.
"Pada tahap distribusi, perusahaan menggunakan AI-powered courier routing untuk mengoptimalkan rute pengiriman secara otomatis, sehingga layanan ke apotek dan fasilitas kesehatan menjadi lebih cepat, efisien, dan konsisten," jelasnya.
Untuk mendukung tim komersial, tersedia aplikasi yang memungkinkan pemantauan stok, melihat histori transaksi, dan melakukan pemesanan langsung dari perangkat mobile. Yang menarik, seluruh sistem ini terhubung dalam satu platform TI terpadu.
Di sisi kinerja keuangan, MDLA membukukan laba kotor naik 5,6 persen (yoy) menjadi Rp 1,07 triliun hingga kuartal III 2025. Peningkatan margin kotor ini didorong oleh optimalisasi portofolio produk dan kontribusi positif dari berbagai prinsipal strategis.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, pendapatan perusahaan mencapai Rp 11,1 triliun. Angka ini tumbuh 2,8 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Artikel Terkait
Revitalisasi Terminal LPG Arun Resmi Beroperasi, Pasokan Energi Aceh dan Sumut Kian Efisien
IHSG Tersungkur 48 Poin, Sektor Industri Jadi Penyelamat di Tengah Aksi Jual
95 Persen Koperasi Merah Putih Sudah Miliki NPWP
MotionTrade Bongkar 5 Rasio Keuangan Kunci untuk Analisis Saham MNC Sekuritas