“Bagi para lulusan baru perguruan tinggi, mereka memang dilanda badai yang dahsyat,”
kata John Williams, Presiden Federal Reserve Bank of New York, Jumat lalu.
Biasanya, lulusan perguruan tinggi langsung terseret ke pasar tenaga kerja setelah wisuda. Tapi tahun ini, kata Williams, hal itu jarang terjadi. Pernyataannya disampaikan saat sesi tanya jawab setelah pidato di Santiago, Chili.
Kaum muda Amerika rupanya yang paling merasakan dampak peningkatan pengangguran ini. Tingkat pengangguran untuk kelompok usia 20–24 tahun mencapai 9,2 persen pada September, naik 2,2 poin persentase dari tahun sebelumnya. Kenaikan sebesar itu jarang terjadi di luar masa resesi.
Sementara itu, angka pengangguran warga Amerika yang lebih tua masih bertahan di bawah 4 persen, dengan kenaikan yang jauh lebih landai dalam beberapa bulan terakhir.
Laporan BLS juga mengungkap satu pola menarik: hanya dua sektor perawatan kesehatan & bantuan sosial, serta rekreasi & perhotelan yang menyumbang lebih dari 100 persen pertumbuhan lapangan kerja AS sepanjang 2025.
Kedua bidang ini telah menambahkan 690.000 posisi kerja tahun ini. Sebaliknya, jika kedua sektor itu dikeluarkan dari perhitungan, lapangan kerja nasional justru turun sekitar 6.000.
Di sisi lain, sektor jasa profesional dan teknis yang mencakup desain sistem komputer, konsultasi manajemen, penelitian, dan pengembangan ilmiah justru mengalami penurunan jumlah karyawan secara langsung selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Artikel Terkait
Kuota LPG 3 Kg Dikurangi, Pemerintah Pastikan Stok Nataru Tetap Aman
DJP Bongkar Modus Ekspor CPO Bodong, Nilainya Tembus Rp45 Triliun
BP-AKR Genjot Pasokan BP 92, Kargo Ketiga Segera Tiba
Tony Saputra: Sosok di Balik Saham RMKE yang Cetak Kenaikan Fantastis