Menguak Jejak Bisnis SSIA, dari Properti hingga Hotel Mewas

- Jumat, 21 November 2025 | 18:55 WIB
Menguak Jejak Bisnis SSIA, dari Properti hingga Hotel Mewas

Tak ketinggalan, ada juga PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) yang spesialisasi di konstruksi gedung tinggi, serta PT Surya Energi Parahita yang jadi distributor gas bumi via pipa. Yang terbaru, PT Horizon Internusa Persada mengembangkan platform Travelio.

Perusahaan ini sudah go public sejak 1997. Kala itu, mereka melepas 135 juta saham dengan harga penawaran Rp975 per saham. Hasilnya? Mereka berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp131,62 miliar.

Nah, soal kepemilikan saham, data per 31 Oktober 2025 menunjukkan pemegang saham mayoritas terbesar adalah PT Dwimuria Investama Andalan. Mereka menguasai 482 juta saham atau setara 10,24 persen dari total saham beredar.

Yang menarik, Dwimuria Investama Andalan ini adalah perusahaan investasi milik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, duo pemilik konglomerasi Grup Djarum.

Selain Dwimuria, pemegang saham signifikan lainnya antara lain PT Arman Investments Utama (8,52 persen), GSI S/A Intrepid Investments Ltd (8,2 persen), DDBS Bank Ltd SG S/A (7,85 persen), dan PT Henan Putihrai Asset Management (7,21 persen). Sisanya, 57,45 persen, dipegang oleh masyarakat umum.

Bagaimana kinerja sahamnya? Pada perdagangan Jumat, 21 November 2025, SSIA ditutup di level Rp1.705 per saham. Memang dalam sebulan terakhir harganya turun 6,32 persen, tapi kalau dilihat sejak awal tahun, saham ini masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup impresif, naik lebih dari 52 persen.

Begitulah sekilas profil dan bisnis SSIA, perusahaan yang telah berpengalaman lebih dari lima dekade di industri properti dan konstruksi Indonesia.

(Nadya Kurnia)


Halaman:

Komentar