Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ternyata punya nilai tambah yang cukup mengejutkan. Dadan Hindayana, sang Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), mengungkapkan bahwa minyak jelantah dari program ini punya prospek cerah untuk diekspor. Bahkan, harganya di pasar luar negeri seperti Singapura bisa melonjak hingga dua kali lipat.
Menurut Dadan, setiap dapur atau yang disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), bisa menghabiskan sekitar 800 liter minyak goreng setiap bulannya. Dari jumlah itu, sekitar 70 persennya berubah menjadi minyak jelantah. Nah, minyak bekas pakai ini tidak serta merta dibuang begitu saja.
"Minyak jelantahnya tidak dibuang, lho. Ditampung oleh para pengusaha, lalu diekspor dengan harga yang lebih tinggi," ujar Dadan dalam Konferensi Utama SDGs Bappenas, Kamis (20/11). Salah satu pembelinya ternyata cukup bergengsi: Singapore Airlines (SQ).
Artikel Terkait
POSCO International Kuasai Sampoerna Agro, Perkuat Cengkeraman di Bisnis Sawit Indonesia
Pundi-Pundi Negara Digeber, Bea Keluar Emas Ditaksir Raup Rp 6 Triliun
Saham SGRO Beralih Tangan, Konglomerat Korea Kuasai Lahan Sawit 129 Ribu Hektare
Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah