Emiten BALI telah memperoleh pemeringkatan dari Pefindo. Peringkat yang diberikan adalah idA(sy) yang dinyatakan berlaku hingga 1 September 2026.
Proses emisi ini didukung oleh beberapa lembaga keuangan terkemuka. Penjamin pelaksana emisi dijabat oleh PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas. Sementara peran sebagai wali amanat dipercayakan kepada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Alokasi Penggunaan Dana Hasil Penerbitan
Dana yang berhasil dihimpun dari penerbitan surat utang syariah ini akan dialokasikan untuk membiayai sejumlah kewajiban perusahaan. Rincian penggunaannya adalah sebagai berikut:
- Sebesar 14,55 persen dana akan digunakan untuk pembayaran kepada PT Paramitra Intimega.
- Sebanyak 8,14 persen dialokasikan untuk pelunasan hutang kepada Bank Victoria.
- Alokasi terbesar, 44,55 persen, ditujukan untuk pembayaran hutang ke Indonesia Infrastructure Finance.
- Sisa dana akan digunakan untuk pelunasan hutang pokok yang ada di Bank Mandiri.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Hingga laporan triwulan III 30 September 2025, Bali Towerindo mencatatkan kinerja yang positif. Laba periode berjalan yang diraih perusahaan mencapai Rp138,72 miliar. Sementara itu, pendapatan usaha yang berhasil dikumpulkan dalam sembilan bulan pertama tahun 2025 mencapai Rp922,01 miliar.
Di sisi neraca keuangan, total aset yang dimiliki BALI tercatat sebesar Rp6,33 triliun. Di sisi liabilitas, perusahaan memiliki kewajiban sebesar Rp3,80 triliun. Dengan komposisi tersebut, ekuitas perseroan berada pada level Rp2,52 triliun.
Artikel Terkait
Analisis Harga Emas Pekan Depan: Prediksi Rp 2.378.000 & Dampak Freeport
Suku Bunga The Fed Desember 2025: Analisis Hawkish vs Dovish & Dampaknya
Hackathon 2025: Kemenperin Pacu Industri 4.0 dengan 5G dan AI
BTN Housingpreneur 2025: Kompetisi Hunian Masa Depan, Hadiah Rp 1,5 Miliar