Menurut Suleyman, Microsoft tidak sedang membangun superintelligence yang bersifat abstrak dan muluk. Sebaliknya, perusahaan berfokus pada pengembangan teknologi praktis yang secara eksplisit dirancang hanya untuk melayani umat manusia. Ia menambahkan bahwa Microsoft memandang inisiatif ini sebagai bagian dari upaya yang lebih luas dan manusiawi untuk meningkatkan kualitas hidup dan prospek masa depan.
Lanskap Persaingan AI Global
Langkah Microsoft ini menandai persaingan ketat dalam pengembangan AI canggih. Sebelumnya, CEO Meta Mark Zuckerberg telah membentuk Meta Superintelligence Labs sebagai realisasi visinya untuk menciptakan AI yang lebih personal, bertujuan memberdayakan pengguna secara langsung.
Zuckerberg menyatakan keyakinannya bahwa pengembangan AI menandai awal era baru bagi manusia dan berkomitmen penuh untuk memimpin di bidang ini. Meta bahkan merekrut talenta top seperti pendiri Scale AI, Alexandr Wang, untuk memimpin unit superintelligence mereka.
Persaingan tidak hanya datang dari raksasa teknologi. Figur penting di dunia AI, Ilya Sutskever, salah satu pendiri dan mantan kepala ilmuwan OpenAI, juga telah mendirikan laboratorium risetnya sendiri bernama Safe Superintelligence Inc. (SSI). Startup ini berfokus secara tunggal pada penciptaan superintelligence yang aman.
Di sisi lain, CEO Anthropic, Dario Amodei, memberikan prediksi mengenai masa depan AGI. Berdasarkan laju perkembangan teknologi saat ini, Amodei memperkirakan bahwa teknologi AI yang menyerupai kemampuan manusia atau AGI kemungkinan akan muncul dalam waktu dekat, yaitu sekitar tahun 2026.
Artikel Terkait
Spesifikasi & Harga Vivo X300 Series: Chipset Dimensity 9500, Kamera ZEISS 200MP
Cara Menang Main Batu Gunting Kertas: Rahasia Otak Terungkap
Astronom Jepang Rekam 2 Kilatan Cahaya Langka di Bulan, Tanda Hantaman Meteor Taurid
Korea Selatan Gelontorkan Rp 16 Triliun untuk Pendidikan AI Mulai SD, Ini Strateginya