Nasib Tragis Lebah Jantan: Mengapa Mereka Mati Usai Kawin dengan Ratu

- Selasa, 04 November 2025 | 07:30 WIB
Nasib Tragis Lebah Jantan: Mengapa Mereka Mati Usai Kawin dengan Ratu

Ratu lebah biasanya kawin dengan beberapa pejantan selama penerbangan ini untuk memastikan keragaman genetik dalam koloni. Setelah itu, ratu kembali ke sarang dan tidak akan kawin lagi seumur hidupnya. Ia menggunakan sperma yang disimpan untuk bertelur ribuan butir setiap hari.

Nasib Tragis Lebah Jantan yang Tidak Berhasil Kawin

Lalu, bagaimana nasib lebah jantan yang tidak berhasil kawin? Hidup mereka juga tidak berakhir dengan bahagia.

Ketika musim bunga berakhir dan sumber nektar menipis, lebah jantan dianggap sebagai beban bagi koloni karena tidak dapat bekerja dan hanya menghabiskan cadangan madu.

Pada titik ini, lebah pekerja akan mengusir semua lebah jantan yang tersisa dari sarang. Tanpa kemampuan mencari makan sendiri dan tanpa akses ke kehangatan sarang, para pejantan yang terusir akan mati kelaparan atau menjadi mangsa predator.

Bagaimana Koloni Memastikan Kelangsungan Lebah Jantan?

Koloni memastikan ketersediaan lebah jantan baru melalui kendali penuh ratu lebah. Setelah kawin, ratu dapat menghasilkan dua jenis telur: telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi.

Telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah pekerja betina atau calon ratu baru. Sementara itu, lebah jantan lahir dari telur yang tidak dibuahi melalui proses partenogenesis.

Ratu lebah mampu mengontrol kapan ia melepaskan sperma dari kantong penyimpanannya (spermatheca). Jika sebuah telur melewati saluran tanpa dibuahi, telur itu akan berkembang menjadi lebah jantan dan mencapai tahap dewasa dalam 24 hari, sedangkan lebah betina membutuhkan 16 hari. Dengan cara ini, siklus tragis namun penting dari lebah jantan terus berlanjut untuk kelangsungan hidup koloni.


Halaman:

Komentar