Hauser pun menyadari bahwa paus itu sebenarnya sedang berusaha melindunginya. Saat paus menempatkannya di bawah sirip, itu adalah upaya untuk melindungi tubuh Hauser dari hiu yang mendekat. Puncaknya, paus tersebut mengangkat Hauser dan membawanya kembali ke perahu, menjauhkannya dari bahaya.
"Sampai hari ini aku masih tidak percaya hal itu benar-benar terjadi. Sebagai ilmuwan, rasanya bahkan lebih sulit dipercaya," ujar Hauser. Perilaku paus bungkuk ini merupakan contoh altruisme yang luar biasa, di mana mereka menolong makhluk lain tanpa mengharapkan imbalan.
Kisahnya tidak berakhir di situ. Secara menakjubkan, satu tahun kemudian, Hauser bertemu kembali dengan paus penyelamatnya itu. Saat mendapat laporan adanya paus di area yang sama, Hauser segera menuju lokasi dan mengenali paus itu dari dua lekukan khas di ekornya.
"Dan tiba-tiba paus itu muncul di sisi perahu," kenang Hauser. "Ia mengabaikan semua orang di atas kapal, menatap langsung ke arahku." Hauser pun segera menyelam dan paus itu menyambutnya dengan mendorong tubuhnya dengan lembut, seperti anjing yang merindukan majikannya.
Dengan berat mencapai puluhan ton, "pelukan" itu mungkin menjadi yang terbesar di dunia. Hauser berharap bisa bertemu lagi dengan sahabat lautnya itu. "Aku merindukannya," katanya.
Artikel Terkait
Xi Jinping dan Lee Jae Myung Tukar Hadiah Unik di KTT APEC, Bercandakan Keamanan Smartphone
Survei: Mayoritas Karyawan Indonesia Belajar AI Otodidak, 84% Andalkan Media Sosial & YouTube
Samsung Galaxy Tab S11 Review 2025: Tablet AI Terbaik untuk Mahasiswa, Cek Spesifikasi & Harga!
Redmi Pad 2 Pro Resmi di Indonesia: Spesifikasi 2.5K, Baterai 12.000 mAh, dan Harga Terbaru