Langkah berikutnya? Datang langsung ke ‘tempat nongkrong’ mereka. Para ilmuwan mengumpulkan beberapa kubus kotoran itu dan menganalisis komposisi kimianya. Hasilnya, mereka menemukan jejak kimia unik di setiap kotoran semacam tanda tangan aroma.
Jadi, apa yang kita lihat sebagai tumpukan kotoran tak berarti, bagi wombat adalah papan informasi. Lewat aroma itu, mereka bisa tahu siapa yang lagi ada di wilayah tersebut, apakah ada pendatang baru, bahkan mungkin status reproduksi atau jenis kelaminnya.
Bayangkan seperti aplikasi kencan, tapi tanpa smartphone. Cuma pakai kubus-kubus kotoran. Bagi hewan penyendiri seperti wombat, ini cara yang brilian untuk tetap terhubung tanpa harus bertemu.
Penelitian ini masih awal, sih. Dari 44 senyawa kimia yang berhasil diidentifikasi, belum semua artinya dipahami. Tapi Carver optimis. Dia berharap riset lanjutan bisa mengungkap lebih banyak rahasia dari hewan ikonik Australia ini.
Pertanyaan itu yang akhirnya terjawab dengan cara yang tak terduga: melalui menara-menara kecil beraroma, yang bagi kita cuma tumpukan kotoran kotak.
Artikel Terkait
Indosat Gandeng Dua Konglomerat Bentuk FiberCo Senilai Rp 14,6 Triliun
Telkomsel Buka Posko dan Salurkan Bantuan untuk Warga Padang Pascabencana
Eka Hospital Hadirkan Terapi Proton, Terapi Radiasi Paling Presisi di Indonesia
Huawei Siap Gempur Pasar Tablet Indonesia dengan MatePad 12 X 2026