"Ini merupakan kunjungan bersejarah, karena terjadi kira-kira dua bulan setelah kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad El-Tayeb di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Bisa kunjungan dua pemimpin agama besar di dunia ini ke Indonesia terjadi di tahun yang sama dan saling berdekatan," kata Ketua Bidang PBNU, Ulil Ashar, dilansir pada Kamis (25/07/2024).
Ulil memastikan bahwa PBNU dan seluruh warga NU menyambut dengan gembira kunjungan Paus pada September mendatang. Terlebih, Grand Syaikh Al-Azhar dan Paus pada tahun 2019 menandatangani dokumen bersejarah tentang kemanusiaan untuk perdamaian dunia.
"Yaitu dokumen tentang berkemanusiaan untuk perdamaian dunia, kunjungan ini datang pada saat yang tepat. Di dunia, termasuk dunia Islam, ada angin yang berhembus, angin ini tidak bisa ditolak," ucapnya.
Ulil menjelaskan bahwa angin tersebut adalah angin dialog antaragama yang berhembus luar biasa mengenai semua kalangan dan golongan agama.
"Angin ini tidak datang ujug-ujug atau tiba-tiba, dulunya gagasan tentang dialog antaragama. Prosesnya panjang, perjuangannya panjang, dan intinya semua orang sudah bisa menerima gagasan yang bisa diterima oleh semua pihak," ujarnya.
Artikel Terkait
Tabungan Emas BRI Tembus 13,7 Ton, Minat Investasi Masyarakat Melejit
Masa Depan Tanpa Uang Tunai: Elon Musk Ramalkan Era Baru di Mana AI dan Robot Hapus Kemiskinan
Stasiun Jatinegara Ditinggalkan, Enam Kereta Jarak Jauh Tak Berhenti Lagi
Roy Suryo Dicekal ke Luar Negeri, Diizinkan Jalan-jalan ke Bali