Defisit APBN 2024 Diproyeksi jadi Rp609,7 Triliun, Sri Mulyani Bakal Tambah Utang?

- Selasa, 09 Juli 2024 | 23:45 WIB
Defisit APBN 2024 Diproyeksi jadi Rp609,7 Triliun, Sri Mulyani Bakal Tambah Utang?

Dari jumlah tersebut, pembiayaan utang melalui penerbitan SBN pada semester I/2024 mencapai Rp206,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp157,9 triliun.


Meski secara nominal lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, Sri Mulyani menegaskan penerbitan SBN pada semester I/2024 masih tetap on track. Stabilitas pasar SBN juga tetap terjaga dengan kenaikan yield yang terkendali di tengah dinamika pasar keuangan.


“Pembiayaan defisit melalui utang akan terus dikelola dengan sangat hati-hati terutama dalam lingkungan global yang sangat dinamis. Kita selalu menggunakan pendekatan yang oportunistik, tapi di sisi lain juga melihat berbagai risiko maupun kesempatan yang muncul dr sisi timing penerbitan maupun komposisi dari SBN, baik dari sisi maturity, tenor, maupun dari sisi nilai tukarnya,” tuturnya.


Adapun, utang pemerintah tembus Rp8.353,02 triliun hingga akhir Mei 2024. Sementara itu, rasio utang pemerintah per akhir Mei 2024 naik ke level 38,71% terhadap produk domestik bruto (PDB) jelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). posisi 


Posisi utang pemerintah saat ini meningkat jika dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang sebesar Rp8.338,43 triliun atau dengan rasio 38,64% terhadap PDB.


"Rasio utang hingga Mei 2024 ini tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60% dari PDB sesuai dengan UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara," tulis Kemenkeu dalam Buku APBN Kita Edisi Juni 2024 seperti dikutip Selasa (2/7/2024).


Lebih lanjut, rasio utang terus menunjukkan tren penurunan dari angka rasio utang terhadap PDB 2021 atau era pandemi Covid-19 yang sempat tercatat 40,74%, 2022 di 39,70% dan 2023 di 39,21%.


Kemenkeu mengatakan rasio utang saat ini lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 yang ditetapkan di kisaran 40%. 


Sumber: bisnis

SEBELUMNYA


Halaman:

Komentar