Anehnya, lanjut Amin, respon BSI atas sikap Muhammadiyah jauh dari memuaskan. Amin khawatir peristiwa itu bakal jadi kampanye buruk untuk membangun sistem perbankan modern yang digitalisasinya bagus, tapi masyarakat tidak mendapat pelayanan memadai.
Dia berharap manajemen mampu mengatasi, sehingga tidak menjadi punishment berkepanjangan dari masyarakat.
Direksi, kata Amin, harus bertanggung jawab atas buruknya layanan dan respon terhadap masalah itu. Jika terbukti gangguan disebabkan kelalaian atau kegagalan manajemen, maka pemberhentian manajemen merupakan langkah wajar.
“Jangan sampai ini jadi trigger bahwa perbankan kita tidak sehat. Apalagi BSI ini simbol keuangan syariah kita yang menjadi national flag BUMN perbankan syariah,” katanya.
Sampai saat ini masyarakat masih menunggu penjelasan transparan dari direksi BSI mengenai keluhan buruknya layanan dan langkah-langkah yang diambil.
“Sikap diam justru menimbulkan pertanyaan terhadap integritas mereka. Penting dievaluasi secara menyeluruh kinerja direksi BSI, untuk memastikan bahwa bank itu dapat kembali memberikan layanan berkualitas dan memenuhi ekspektasi nasabah,” pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Papua Pegunungan Juara Back-to-Back Piala Pertiwi 2025, Kalahkan Jawa Barat lewat Gol Bunuh Diri
Bank bjb Batalkan Pencalonan Mardigu & Helmy Yahya: RUPSLB Digelar Desember 2025
Hira Cultural District Makkah: Panduan Lengkap Wisata Spiritual & Budaya 2024
IKK Oktober 2025 Naik ke 121,2: Stimulus Fiskal Airlangga Dongkrak Optimisme Konsumen