Namun begitu, optimisme ini dibayangi tanda tanya besar. Pertanyaannya: apakah permintaan di sektor lain di luar teknologi akan tetap kuat menyusul tahun 2025? Banyak yang ragu.
IMF dan OECD, misalnya, sudah memproyeksikan perlambatan pertumbuhan ekonomi global ke depan. Data UNCTAD sendiri menunjukkan ada pelambatan momentum di kuartal akhir 2025. Awal tahun sempat ada lonjakan ekspor, diduga karena banyak perusahaan buru-buru beli barang untuk mengakali tarif AS yang akan naik.
“Pada 2026, pertumbuhan perdagangan global diperkirakan akan lebih datar karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global, fragmentasi geopolitik, ketidakpastian kebijakan, dan kerentanan aktivitas perdagangan,”
Begitu bunyi laporan UNCTAD yang dirilis bulan ini. Jadi, meski 2025 diprediksi jadi tahun yang gemilang, jalan di depannya mungkin tak semulus yang dibayangkan.
Artikel Terkait
BNPB Usul Posisi Kepala BPBD Tak Lagi Dirangkap Sekda
Kasus Tambang Konawe Utara Belum Usai, Kejagung Bisa Lanjutkan Penyidikan
Cipta Cendikia: Di Balik Kesuksesan Tim Putri yang Dibina Satu Atap
Aceh Siaga Hujan Ekstrem di Malam Tahun Baru, BMKG Rilis Peringatan Tiga Hari