Kopi Hitam Murni Ternyata Bisa Kendalikan Gula Darah, Ini Hasil Riset UMS

- Minggu, 28 Desember 2025 | 11:24 WIB
Kopi Hitam Murni Ternyata Bisa Kendalikan Gula Darah, Ini Hasil Riset UMS

Selain turunkan gula darah, kopi juga punya peran sebagai antioksidan kuat. Kandungan klorogenat dan polifenol di dalamnya mampu tekan stres oksidatif, perbaiki kerusakan DNA, dan tingkatkan glutation antioksidan alami tubuh.

Diabetes melitus memang ancaman global yang makin besar. WHO memprediksi penderitanya bisa mencapai 592 juta pada 2035.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada 14 juta orang dengan diabetes. Yang mengkhawatirkan, sekitar separuhnya tidak sadar mengidap penyakit itu. "Biasanya polanya jelas. Konsumsi gula tinggi ditambah gaya hidup kurang gerak, itu kombinasi yang berbahaya," kata Andin.

Diabetes sering tak disadari karena perkembangannya pelan, kadang tanpa gejala awal yang mencolok. Banyak orang baru tahu setelah cek kesehatan dan mendapati gula darahnya sudah melonjak.

"Apalagi kalau ada riwayat keluarga yang juga kena. Soalnya penyakit ini kan resultan, gabungan faktor genetik dan lingkungan. Istilahnya, punya bakat secara genetik," ucap dia.

Alasan inilah yang mendorong Andin dan tim meneliti potensi kopi. Apalagi, masyarakat Indonesia dikenal sebagai penikmat kopi, tapi sedikit yang paham bahwa cara minumnya bisa menentukan apakah kopi itu bermanfaat atau justru mudarat.

"Kopi yang bermanfaat adalah kopi hitam tanpa tambahan gula atau krimer. Kalau sudah ditambahi pelengkap lain, dikhawatirkan akan mengurangi khasiatnya," imbuhnya.

Bukan Pengganti Obat

Meski hasil risetnya menjanjikan, Andin menegaskan satu hal: kopi bukan pengganti obat medis. Dalam penelitiannya, kopi memang turunkan gula darah secara signifikan, tapi durasi riset yang masih singkat belum cukup ukur dampak jangka panjang.

Perlu penelitian lanjutan untuk pastikan dosis yang aman dan efektif pada manusia. Intinya, konsumsinya harus tetap bijak.

"Dosis aman kafein untuk manusia dewasa sehat itu sekitar 400 miligram per hari. Tapi ini bervariasi, tergantung sensitivitas tubuh. Kalau kelebihan, bisa timbulkan efek samping," jelas Andin.

Batas dosis ini, lanjutnya, berlaku untuk yang tidak punya riwayat penyakit seperti maag, hipertensi, atau aritmia. Jadi, tidak bisa digeneralisir begitu saja.

Riset kopi ini baru permulaan. Ke depan, Riandini berencana memperpanjang durasi penelitian dan menambah variabel uji. "Selain jaringan otot, kami ingin teliti pankreas untuk lihat bagaimana kopi memengaruhi sel beta penghasil insulin," katanya.

Ia juga membuka peluang bagi peneliti muda untuk melanjutkan kajian ini. Menurutnya, penelitian lanjutan bisa dilakukan oleh mahasiswa atau siapa pun yang tertarik kembangkan terapi alami untuk diabetes.

Harapannya, riset-riset semacam ini bisa mengangkat bahan lokal Indonesia yang kaya manfaat. "Kopi Lampung yang kami pakai cuma satu contoh. Masih banyak tanaman lokal lain yang belum dieksplorasi secara ilmiah," tambahnya.


Halaman:

Komentar