Untuk minuman, saran beliau jelas: kurangi yang manis dan dingin, perbanyak air putih. “Air putih adalah minuman paling netral yang berguna bagi metabolisme tubuh,” tutur Prof. Theresia.
Kebutuhan air ini bisa dihitung kasar: sekitar 30-40 mililiter per kilogram berat badan kita. Salah pilih makanan dan minuman bisa berakibat fatal, memicu flu atau diare yang tentu saja akan merusak semua rencana liburan. Untuk berjaga-jaga, tak ada salahnya membawa suplemen atau obat-obatan pribadi.
Di sisi lain, antusiasme berlibur juga perlu dikendalikan. Jangan sampai kita kelelahan. Tubuh butuh istirahat yang cukup, apalagi dengan segudang aktivitas yang kita lakukan. Durasi tidur seringkali jadi korban pertama.
“Orang-orang itu sering melupakan jam tidur, karena liburan, pengennya jalan-jalan terus. Tetap yang namanya minimal harus dipenuhi selama 6 jam,” tegas Prof. Theresia.
Lalu, bagaimana dengan olahraga? Meski sedang liburan, aktivitas fisik ringan tetap perlu. Cukup dengan berjalan kaki, peregangan singkat, atau gerakan sederhana di sela perjalanan. Sesuaikan intensitasnya dengan agenda liburan kita; tidak perlu memaksakan diri.
Terakhir, dan ini mungkin yang paling sering terlupakan: suasana hati. Percaya atau tidak, kondisi psikis kita punya pengaruh besar pada kesehatan fisik.
“Hormon yang dikeluarkan saat sedang bahagia itu akan meregulasi tubuh agar tetap sehat. Maka dari itu, nikmati liburan dengan hati yang bahagia,” tutup Prof. Theresia.
Jadi, mengelola emosi, menikmati setiap momen tanpa tekanan berlebihan, adalah bagian dari resep liburan sehat. Bagaimanapun, liburan yang menyenangkan adalah yang membuat kita pulang dengan badan segar dan senyum mengembang, bukan dengan kantong obat yang penuh.
Artikel Terkait
Libur Tahun Baru, Tim Bencana Sumatera Malah Genjot Pemulihan
Naim Hamid Salim Soroti Penyelesaian Akhir Jelang Duel Sengit Lawan Vietnam
Buah BK Kembali Berjualan, Pindah ke Jalan Gusti Hamzah
Ribuan Pengunjung Serbu Ragunan di Pagi Buta Libur Nataru