Belum lagi soal logam tanah jarang. Skandium, ittrium, dan lantanida material krusial untuk industri teknologi tinggi juga ada di sana. Penguasaan atas semua harta karun ini jelas akan memberi keunggulan ekonomi dan geopolitik yang luar biasa di masa depan.
Aspek prestise juga tak kalah penting. Rusia, yang dulu berjaya dengan Yuri Gagarin, kini merasa perlu mengejar ketertinggalan. Kegagalan misi Luna-25 tahun lalu memang pukulan, tapi proyek ambisius seperti PLTN Bulan ini bisa jadi momentum untuk bangkit lagi.
Memang, aturan internasional melarang penempatan senjata nuklir di luar angkasa. Tapi, untuk pembangkit listrik? Itu masih diperbolehkan dengan syarat tertentu. Celah hukum inilah yang kini dimanfaatkan negara-negara besar itu.
Jadi, dengan energi, sumber daya, dan gengsi global dipertaruhkan, Bulan sudah berubah wajah. Ia bukan lagi objek penelitian murni, melainkan medan persaingan baru bagi kekuatan dunia. Dan perlombaan ini, percayalah, baru saja dimulai.
Artikel Terkait
Gelombang Mudik Natal: 52 Ribu Warga Tinggalkan Jakarta dalam Sehari
Pasca Bencana Sumatra, Pemerintah Cabut Jutaan Hektare Izin Sawit dan Segel Lima Tambang
Pembangunan Huntara di Sumatera Dikebut, Pekerja Berjibaku 18 Jam Sehari
Jusri Pulubuhu Ungkap Kesalahan Fatal Pengemudi Saat Turunan Panjang