Cinta Seperti Beringin: Ketika Seorang Suami Menjawab Pertanyaan yang Menohok

- Rabu, 24 Desember 2025 | 00:00 WIB
Cinta Seperti Beringin: Ketika Seorang Suami Menjawab Pertanyaan yang Menohok

Obrolan santai kadang bisa menghantam kepala layaknya bola kasti yang datang tiba-tiba. Siang itu, sambil menunggu istri yang sedang berkunjung ke rumah orang tuanya, seorang kerabat melontarkan pertanyaan. Matanya menatap tajam, meski nada suaranya berusaha ringan. "Masihkah kau mencintai istrimu seperti dulu, saat pertama kali bertemu?"

Pertanyaannya sederhana, tapi dampaknya dalam. Aku terdiam sejenak. Bukan karena ragu, tapi lebih karena ingin mencari kata-kata yang tepat. Aku tak mau jawabanku terdengar klise, seperti kutipan dari buku panduan pernikahan.

"Masih," jawabku akhirnya, pelan. "Bahkan lebih dalam."

Dia mengangkat alis, penasaran. Maka kulanjutkan.

"Cintaku padanya... itu seperti pohon beringin."

Wajahnya langsung tampak bingung. Memang, siapa sih yang membandingkan cinta dengan beringin? Bukan mawar atau melati yang biasa dipakai sebagai simbol kasih sayang. Beringin itu besar, kokoh, dan bagi sebagian orang malah terkesan angker. Tapi justru di situlah letak maknanya.

"Beringin itu tumbuh dalam diam," jelasku. "Akar-akarnya menghunjam kuat ke dalam tanah. Ia tidak sibuk memamerkan bunga, tapi hampir mustahil untuk ditumbangkan badai. Kalau pun suatu saat ia roboh, itu bukan karena goyah. Tapi karena seluruh akarnya tercabut sampai ke pangkal. Tidak ada yang setengah-setengah."

Aku tak yakin dia paham. Jadi kuberi penjelasan yang lebih konkret, sesuatu yang langsung menyentuh naluri manusiawi.


Halaman:

Komentar